Cari Blog Ini

Selasa, 29 Desember 2009

PROGRAM KESEHATAN ANAK DAN REMAJA 1

Pokok Persoalan dan Tantangan:

Di Indonesia, kesehatan dan jasa-jasa lainnya secara umum semakin lama mulai menanggapi kebutuhan-kebutuhan dan permintaan dari kebanyakan remaja. Sejumlah projek dan program yang didukung oleh pemerintah dengan atau tanpa bantuan donatur telah ada selama beberapa waktu, namun kebanyakan dari mereka hanya berfokus pada sejumlah isu-isu yang terbatas saja yang berhubungan dengan remaja dan tidak pada kebutuhan mereka secara keseluruhan. Fokus projek untuk tahun 2004-2005 adalah untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dari rencana pembangunan remaja nasional dan daerah dan pelaksanaannya, termasuk kebutuhan koordinasi antara para mitra, akses dan mutu dari jasa kesehatan yang ramah remaja dalam konteks pendekatan yang lebih "ramah publik" dan akses bagi remaja ke informasi yang dapat diandalkan dan relevan yang mana remaja dapat mendasarkan keputusannya.

Sasaran:

* Menyusun pedoman perencanaan dan teknis, terutama bagi tingkat daerah, untuk memperbaiki kesehatan remaja berdasarkan Rencana Kesehatan Remaja Nasional.

PROGRAM KESEHATAN ANAK DAN REMAJA 2

Pokok Persoalan dan Tantangan:

Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi dengan angka yang sangat tinggi di sejumlah daerah. Masalah ditemukan dalam periode neonatal dan dampak dari penyakit menular, terutama pneumonia, malaria dan diare, ditambah dengan masalah gizi mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak. Perawatan Penyakit Anak yang Terpadu (IMCI), yang diperkenalkan oleh WHO di tahun 1995, sedang diadopsi dan digunakan oleh banyak daerah dan propinsi. Kebanyakan pedoman teknis yang dibutuhkan untuk IMCI termasuk pedoman perencanaan, sedang dikembangkan dan digunakan meskipun sebagian perlu diperbaiki terutama yang berhubungan dengan kesehatan anak baru lahir.

Diperlukan penggabungan dari pendekatan IMCI kini yang terbatas dengan kebutuhan keseluruhan dari semua anak-anak (sakit dan sehat). Diperlukan juga untuk mencari cara-cara untuk mengurangi angka kematian bayi dan anak nasional dengan menargetkan daerah-daerah dimana angka ini paling tinggi dan dengan menargetkan kematian bayi bersama dengan program kesehatan lainnya seperti kesehatan ibu.

Fokus dari rencana kerja tahun 2004-2005 akan menjadi tantangan untuk mengembangkan strategi daerah keseluruhan untuk kesehatan anak sesuai dengan kebijakan kesehatan anak nasional. Pelaksanaan dari intervensi kesehatan anak yang luas dan terpadu, perbaikan alat-alat yang ada dan pengembangan alat-alat untuk membantu mengubah fokus pada anak yang sakit ke kesehatan keseluruhan dari anak.

Ini akan dicapai dengan mengikuti dasar-dasar dari pendekatan IMCI (peranan dari tingkat keluarga/masyarakat, meningkatkan ketrampilan pekerja kesehatan dan sistem kesehatan yang dibutuhkan untuk kesehatan anak) termasuk isu penting akan gizi, terutama pemberian ASI, sampai dengan pasal-pasal yang relevan dari Convention of Rights of the Child (CRC/ Konvensi Hak-Hak Anak). Selain itu, projek ini juga akan berupaya untuk memetakan dan membantu daerah-daerah dimana intervensi kesehatan anak memiliki dampak yang paling besar pada kematian anak.

Sasaran:

* Pendekatan yang lebih luas terhadap kesehatan anak sesuai dengan CRC, terutama pada tingkat daerah, termasuk ketiga komponen dari IMCI, periode neonatal dan isu-isu gizi seperti pemberian ASI. Sasaran ini, meskipun dibawah Sasaran Global Kesehatan Anak dan Remaja 3.1.3, juga akan berkontribusi secara besar pada Sasaran Global Kesehatan Anak dan Remaja 3.1.1(CRC), 3.1.4 (kesehatan bayi) dan NUT 4.2.4 (kurang gizi/ gizi).

PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN REPRODUKSI

Pokok Persoalan dan Tantangan:

WHO memperkirakan kesehatan reproduksi yang buruk berjumlah 33% dari jumlah total beban penyakit pada wanita dibandingkan dengan 12,3% pada pria pada usia yang sama. Setiap tahunnya sekitar 4.500.000 wanita melahirkan di Indonesia dan sekitar 15.000 mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian. Jumlah kematian bayi dapat diperkirakan sekitar 120.000. Dari riset yang berbeda-beda dilaporkan bahwa kurang gizi dan anemia, fertilitas dan kehamilan remaja dengan risiko-risiko yang berhubungan, meningkatnya insiden penyakit yang menular melalui hubungan seks dan HIV/AIDS, malaria dalam kehamilan dan komplikasi aborsi adalah isu-isu yang patut dipelajari lebih lanjut untuk lebih dimengerti implikasinya dan kontribusinya terhadap tingginya AKI dan AKB di Indonesia.

Di beberapa propinsi ( seperti Maluku Utara, Timor Barat, Sumatera Barat), insiden malaria dalam kehamilan dan malaria bawaan sangat tinggi dan ada kebutuhan yang mendesak untuk menyuarakan kebijakan dan rencana pembangunan.

Dengan jumlah tinggi SB yang dilaporkan di beberapa propinsi seperti di Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur maka harus diketahui informasi lebih banyak lagi tentang kemungkinan penyebab IUD, syphilis adalah salah satunya dan kebijakan yang berhubungan dengan penyakit yang menular melalui hubungan seks/HIV harus menjadi langkah berikutnya.

Rendahnya angka kelahiran yang dibantu oleh personel yang terampil adalah salah satu tantangan dari sistem pelayanan ibu dan bayi yang telah meletakkan ribuan bidan di desa-desa di Indonesia. Untuk mengerti apa yang menghalangi wanita dari jangkauan personel yang terampil memerlukan penyelidikan yang tepat agar dapat menyelesaikan masalah dari akarnya.

Langkah pertama untuk mencapai keikutsertaan politik adalah untuk meyakinkan para pembuat kebijakan dengan data yang jelas bahwa tindakan yang tepat harus diambil.

Sasaran:

* Dukungan teknis yang disediakan untuk DepKes untuk pengembangan kebijakan dan rencana untuk mencegah malaria dalam kehamilan dan malaria bawaan, penularan vertikal HIV dan syphilis dalam kehamilan dan untuk membentuk beberapa riset prioritas dalam wilayah MPS dan dalam menerapkan standar yang berdasarkan bukti dan kebijakan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi.

PROGRAM PENINGKATAN KEHAMILAN YANG LEBIH SEHAT

Pokok Persoalan dan Tantangan:

Peningkatan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia adalah salah satu komitmen DepKes melalui penerapan Rencana Pengurangan Angka Kematian dan Kesakitan Ibu dan Bayi. Setelah Indonesia telah membuat investasi yang penting dalam pembangunan prasarana yang mendasar dan sumber daya manusia untuk penghantaran Pelayanan Kesehatan Utama, indikator-indikatornya belum memperlihatkan hasil positif yang diharapkan. Meskipun adanya kemajuan di antara indikator-indikator sosial ekonomi, Angka Kematian Ibu dan Bayi masih tinggi dengan perkiraan sekitar 334 kematian per 100.000 kelahiran yang hidup - Metode Sisterhood 1997 - dan Angka Kematian Bayi adalah 25/1000.

Indikator yang menunjukkan masalah yang harus dihadapi: meskipun kunjungan antenatal yang pertama menjangkau 90% dari ibu hamil, hanya 60% kelahiran dilakukan oleh personel yang terampil. Hingga kini, penerimaan, akses dan penggunaan perawatan darurat yang dasar dan lengkap bergantung pada jangkauan ekonomi, perilaku, sosial, budaya dan kemampuan dan pengetahuan dari wanita dan pria untuk memutuskan jika dan dimana untuk mencari pelayanan. Penyebab ini dapat berasal dari berbagai batasan finansiil sampai dengan kurangnya kepastian dalam pelayanan yang memperlihatkan kebutuhan akan perbaikan yang besar karena referensi waktu dalam situasi darurat masih menjadi isu di banyak daerah, perawatan perinatal tidak menanggapi persyaratan kualitas dan masih rendahnya pengertian akan pentingnya persiapan kelahiran: situasi yang meningkatkan risiko yang berhubungan dengan kematian dan kesakitan ibu dan perinatal.

Pengalaman dari kemungkinan dan kesinambungan dari pengawasan yang teratur, bertumbuh dan mendukung dan sampai tingkat pelayanan yang berbeda-beda telah memperlihatkan penerapan yang sulit dan dengan hasil yang buruk, atau tidak ada hasilnya. Pengawasan adalah kegiatan yang mahal, ini memerlukan orang-orang yang terlatih dengan baik dan penuh pengabdian, ini harus bersifat teratur, ini harus memberikan tanggapan, ini harus menghasilkan sesuatu dan tindakan yang diharapkan untuk diambil oleh kedua belah pihak pengawas dan diawasi. Pendekatan-pendekatan yang berbeda telah dicoba untuk memperbaiki pengelolaan dan kualitas perawatan klinis; salah satunya menekankan kapasitas dari personel kesehatan untuk belajar dari kesalahan dan keterbatasannya. Dengan menggunakan pengalaman yang diperoleh dari negara-negara lain dan untuk meningkatkan pengertian setempat dan penggunaan yang tepat dari audit AKI dan AKB ada kebutuhan untuk tindak lanjut yang lebih baik dari penggunaannya. Penerapannya yang tepat adalah langkah pertama bagi staf kesehatan untuk menjadi aktor dan bertanggung jawab dari perbaikannya sendiri dan untuk menyokong dan memberikan anjuran ke pengelola untuk perubahan-perubahan yang akan memperbaiki pelayanan ke klien.

Konsep perbaikan yang sama dari pelayanan melalui pengawasan dan evaluasi diri sendiri dan tim tetap berada di belakang pendukung dari penyelenggaraan "Sistem Kinerja Klinis dan Pengelolaan", sebagai alat yang perlu diperbaiki dan ditetapkan kembali jika ingin diperkenalkan ke dalam skala yang lebih besar di propinsi dan daerah yang lain dan dalam pelatihan pra-pelayanan.

Kebijakan Nasional menyatakan bahwa: semua kelahiran harus dibantu oleh staf kesehatan yang terlatih. Sedangkan selama periode transisi kemitraan antara TBA dan bidan desa sangat dianjurkan. Setelah dikeluarkannya Permenkes no. 900 otoritas hukum dari seorang bidan dalam membantu kelahiran yang komplikasi menjadi lebih luas dan untuk tahun 2010 semua bidan desa harus dilengkapi dan dilatih untuk membantu kelahiran yang komplikasi dan harus mampu untuk melakukan resusitasi dan merawat bayi yang baru lahir dengan tepat. Banyaknya seminar dalam pelayanan yang diselenggarakan dan yang sedang berjalan di dalam negeri nampaknya tidak ada dampak pada kualitas perawatan obstetrik sampai kini dan pastinya tidak memperlihatkan kontribusi menuju penurunan AKI dan AKB. Untuk berkontribusi secara bermakna dalam perbaikan kualitas pelayanan yang berkelanjutan dan berkesinambungan, suatu keputusan yang penting harus dibuat: intervensi yang jangka panjang, permanen dan terkoordinasi harus diprioritaskan untuk mencapai perbaikan yang lebih baik dan tahan lama di dalam kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada ibu hamil dan bayi mereka. Keputusan ini tidak menjadi mudah karena beberapa alasan, namun perbaikan dari pelatihan pra-pelayanan telah memperlihatkan di banyak negara untuk menjadi opsi yang benar. Suatu pelatihan pra-pelayanan yang baik kualitasnya dapat diperoleh hanya dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat yang dimulai dengan pengembangan koordinasi yang dekat di antara departemen-departemen yang berbeda yang bertanggung jawab akan pendidikan staf Kesehatan Ibu dan Anak.

Hasil yang positif akan keluar dari intervensi yang berbeda-beda, kurikulum yang diperbaharui dan disusun untuk memenuhi kebutuhan negeri, deontologis yang serius, pelatihan teori dan praktik bagi guru-guru bidan, pelatihan teori dan praktik bagi murid-murid jurusan kebidanan, kriteria pemilihan yang seleksi untuk diterima di Sekolah. Sekolah Kebidanan harus memiliki standar kelembagaan sekolah, tempat pelatihan harus menjadi tempat dimana beban pekerjaan cukup dan perawatan dengan kualitas terbaik dapat diperlihatkan dan diajarkan. Tanggung jawab dari para pembuat kebijakan dan para ahli teknis adalah besar, yaitu mengambil keputusan yang benar adalah tantangan yang besar dan karena model standar harus disusun kembali, beberapa lembaga pemerintah harus didukung untuk memulai dan menerapkan model tersebut di dalam kurun waktu dua tahun yang akan datang. Sekolah Kebidanan yang sekarang ada berjumlah 117 (46 milik DepKes, 58 swasta, 12 milik pemerintah setempat, 1 milik Angkatan Darat) adalah tugas besar yang harus diperhatikan dan diawasi kualitasnya dengan tepat, pastinya dengan sekolah baru yang harus diakreditasi, dengan ini intervensi suara dalam bidang ini adalah harus.

Sasaran:

* Membantu DepKes untuk menyediakan dan untuk memperkuat kapasitas kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di tingkat pusat, propinsi dan daerah, dalam pendidikan kebidanan pra-pelayanan dan memperkuat koordinasi di dalam organisasi professional DepKEs dan mitranya untuk perencanaan MPS, menerapkan pengawasan dan evaluasi.

PROGRAM HIV/AIDS

Pokok Persoalan dan Tantangan:

Seperti yang telah diidentifikasikan di dalam kerangka kerja strategis WHO SEAR, meskipun dengan upaya-upaya yang sedang berjalan, ini masih mengalami banyak tantangan. Ini termasuk, disamping yang lainnya, meningkatnya intervensi pencegahan yang berhasil, meningkatkan kesadaran akan HIV/AIDS dalam masyarakat, mengatasi beberapa rintangan terbesar yang menghalangi tanggapan yang efektif seperti penyangkalan, menyalahkan, kepuasan dan aib, dan menyediakan jasa konseling dan tes dengan sukarela, dan juga perawatan dan bantuan bagi mereka yang sudah terinfeksi.

Sasaran:

* Menyediakan dukungan teknis untuk pencegahan penularan secara seksual dari HIV dengan meningkatkan pencegahan dan perawatan dari penyakit yang menular melalui hubungan seksual.
* Menyediakan dukungan teknis untuk pencegahan penularan HIV melalui darah dengan mencegah HIV di antara para pengguna jarum suntik narkoba; dan menjamin praktik penyuntikan yang aman di lingkungan pelayanan kesehatan (termasuk perlindungan bagi pekerja kesehatan).
* Menyediakan dukungan teknis untuk memperkuat perawatan dan bantuan yang lengkap termasuk VCT; perawatan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan HIV/AIDS; dan memperbaiki akses terhadap ART.

SAATNYA MEMBERIKAN TERAPI ARV

Pemberian ART hanya diberikan pada anak yang sudah pasti menderita infeksi HIV. Terapi ARV terkini menggunakan prinsip kombinasi karena secara imunologi dan virologi terbukti lebih baik daripada terapi mono dan dual ARV.

Kasus HIV/AIDS telah menjadi agenda kesehatan yang penting hampir di seluruh negara di dunia. Persoalan yang ditimbulkan jasad renik ini cukup pelik hingga menyentuh anak, bahkan bayi yang baru lahir. Meski patogenesis, virologi dan prinsip dasar pengobatan HIV dengan antiretroviral (ARV) pada semua orang yang terinfeksi itu sama, namun, pada bayi dan anak ada beberapa pertimbangan khusus dalam tatalaksananya.

Suatu meta analisis studi kohort dan uji klinis di USA dan Eropa menunjukkan bahwa HIV/AIDS memberikan risiko kematian yang lebih tinggi pada usia yang lebih muda. Hal ini didasarkan pada gambaran presentasi CD4. Mengingat hal tersebut maka pemberian ARV pada bayi selalu dalam bentuk terapi kombinasi, seperti protokol HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy).

Dr. Arwin Akib, SpA(K), pada Pernas HIV III di Surabaya, 6 Februari lalu, mengatakan,
ada beberapa pertimbangan untuk inisiasi ART (Anti Retroviral Therapy) pada anak. Diantaranya, banyak infeksi pada masa perinatal, risiko pajanan zidovudin atau ARV lain pada masa in utero, kebutuhan pemeriksaan virologi untuk diagnosis infeksi HIV perinatal pada anak usia kurang dari 18 bulan, perbedaan kuantitatif petanda imunologi (misalnya hitung sel CD 4) menurut usia, perubahan parameter farmakokinetik menurut usia sesuai dengan perkembangan anak dan maturasi organ yang terlibat dalam metabolisme obat, perbedaan manifestasi klinis dan virologik pada infeksi perinatal yang merupakan infeksi primer pada individu yang sedang tumbuh dengan sistem imun yang imatur, dan hal khusus yang menyangkut keterikatan/adherens ART bagi bayi/anak.

ART pada Bayi

Lalu pada usia berapa bayi mendapatkan ART? Awalnya sebagian besar klinisi mengharuskan pemberian ART pada bayi berusia <12 bulan, mengingat risiko progresifitas pada bayi cukup tinggi. Sejak tahun 2004, The Working Group on Antiretroviral Therapy and Medical Management of HIV-Infected Children (USA) memberi rekomendasi untuk memulai ART bagi bayi berusia <12 bulan yang menunjukkan kelainan klinis atau imunologi tanpa melihat kadar RNA HIV serta pertimbangan untuk terapi bagi bayi asimptomatik dengan parameter imun normal. Namun lain lagi pada pasien dengan status berbeda. Misalnya, pada anak usia > 12 bulan, ART harus diberikan bila terdapat gejala AIDS (Klasifikasi Klinis C) atau defisiensi imun berat (Klasifikasi imun 3) dan perlu dipertimbangkan bagi golongan klasifikasi klinis ringan-sedang (A dan B), supresi imun sedang (Klasifikasi imun 2)dan konfirmasi hitung RNA HIV plasma > 100.000 kopi/mL (Tabel 1). Kebanyakan ahli memilih untuk menunda ART pada anak > 1 tahun bila status imun normal dan risiko progresivitas klinis rendah (hitung RNA HIV < 100.000 kopi/mL). Tabel 1. Indikasi untuk inisiasi ART untuk anak terinfeksi HIV usia > 1 tahun
Kategori Klinis



Persentasi CD4



Jumlah kopi RNA HIV plasma

Rekomendasi
AIDS
(Kategori Klinis C)

ATAU

< 15 % (Kategori Imun 3) Semua nilai Treatment Gejala Ringan-Sedang (Kategori Klinis A atau B) ATAU 15-25% (Kategori Imun 2) ATAU >100.000 kopi/mL

Pertimbangkan terapi
Asimptomatik

DAN

> 25%
(Kategori Imun 1)

DAN

<100.000 kopi/mL Kebanyakan ahli menunda terapi dengan monitor ketat parameter klinis, imunologi dan virology Dikutip dengan modifikasi dari The Working Group on Antiretroviral Therapy and Medical Management of HIV-Infected Children (Oktober 2005) Saat ini, sebagian ahli menganjurkan ART langsung pada bayi < 6 bulan yang terbukti terinfeksi HIV, sedangkan bagi bayi usia 6-12 bulan diberikan sesuai dengan parameter klinis dan imunologi yang ditemukan. Bagi anak usia > 1 tahun tetap dengan anjuran yang sama, yaitu menunda terapi, bila status imunnya normal dan risiko progresifitas penyakit rendah.

Tabel 2. Revisi sistem klasifikasi kategori imun 1994 infeksi HIV pada anak berdasarkan usia
Kategori Imun

< 12 bulan 1-5 tahun 36-12 tahun No./mm3 % No./mm3 % No./mm3 % Kategori 1 Tidak ada supresi imun > 1,500

> 25%

> 1,000

> 25%

> 500

> 25%
Kategori 2
Supresi Sedang

750 – 1,499

15-24 %

500 - 999

15 – 24 %

200-499

15-24 %
Kategori 3
Supresi berat

<750 <15 % <500 15 % <200 <15% Dikutip dengan modifikasi dari The Working Group on Antiretroviral Therapy and Medical Management of HIV-Infected Children (Oktober 2005) Kategori N (asimptomatik) adalah anak dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi HIV atau hanya salah satu kondisi kategori A. Kategori A (ringan) ditandai dengan 2 atau lebih kondisi penyakit berikut : limfadenopati, hepatomegali, splenomegali, dermatitis, parotitis dan infeksi saluran nafas atas, sinusitis, otitis media yang berulang. Kategori B adalah anak yang menunjukkan gejala penyakit : anemia, neutropenia atau trombositopenia yang menetap > 30 hari; meningitis bakterial, pneumonia atau sepsis; candidiasis > 2 bulan; cardiomyopati, infeksi CMV sebelum umur 1 bulan; diare kronis atau berulang; hepatitis; stomatitis berulang lebih dari 2 kali setahun karena herpes simpleks (HSV); bronkitis, pneumonitis atau esofagitis HSV sebelum umur 1 bulan; herpes zooster lebih dari 1 dermatom; leiomyosarcoma; lymphoid interstitial pnumonia (LIP); nefropati; nocardiosis, demam > 1 bulan; toxoplasmosis sebelum umur 1 bulan; dan varicella. Kategori C (berat) adalah anak sesuai kondisi definisi surveillance AIDS tahun 1987 dengan pengecualian LIP (karena sudah termasuk kategori B).

Rekomendasi ARV pada Anak

Sejatinya, ARV baru diberikan pada anak yang sudah terbukti terinfeksi HIV dan mengalami defisiensi imun. Jika hanya tampak limfadenopati atau hepatomegali saja, pemberian ARV tidak dianjurkan. Zidovudin dipakai sebagai obat dasar untuk memulai terapi.

Terapi ARV terkini menggunakan prinsip kombinasi karena secara imunologi dan virologi terbukti lebih baik daripada terapi mono dan dual ARV. Peningkatan penggunaan inhibitor protease (PI) dan terapi kombinasi (HAART) menunjukkan penurunan mortalitas yang sangat berarti dari 5% (1995/1996) menjadi 1% (1997/1998). Namun yang harus tetap menjadi patokan adalah bahwa ART bukan terapi kuratif, karena provirus HIV DNA tetap dapat terdeteksi dalam limfosit darah tepi dan replikasi virus akan berlangsung kembali bila ART dihentikan.

Data uji klinik paling luas pada anak dan dewasa diperoleh dari protokol pengobatan yang memakai basis 3 kelas utama ART, yaitu basis inhibitor protease (2 NRTI + inhibitor protease); basis NNRTI (2 NRTI + 1 NNRTI); dan basis NRTI ( 3 NRTI) (tabel 3).

Tabel 3. Rekomendasi antiretroviral untuk inisiasi ART pada anak
Protease Inhibitor (PI)-based regimens
Strongly recommended

2 NRTIs + Lopinavir/Ritonavir or Nelfinavir or Ritonavir
Alternative recommended

2 NRTIs + Amprenavir (children > 4 years) or Indinavir
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)-based regimens
Strongly recommended

Children > 3 years: 2 NRTIs + Efavirenz (with or without Nelvinafir)
Children < 3 years or who cant swallow capsules 2 NRTIs + Nevirapine Alternative recommended 2 NRTIs + Nevirapine (children > 3 years)
Nucleoside analogue (NRTI)-based regimens
Strongly recommended

None
Alternative recommended

Zidovudine + Lamivudine + Abacavir
Use in special circumstances

2 NRTIs
Regimen that are not recommended


Monotherapy
Certain 2 NRTI-combination
2 NRTI + Saquinavir soft or hard gel capsule as a sole protease inhibitor
Insufficient data to recommend


2 NRTI + Delavirdine
Dual protease inhibitor, including saquinavir soft or hard gel capsule with low dose ritonavir with the exception of lopinavir/ritonavir
NRTI + NNRTI + protease inhibitor
Tenofovir-containing regimens
Enfuvirtide (T-20)-containing regimens
Emtricitabine (FTC)-containing regimens
Atazanavir –containing regimens
Fosamprenavir – containing regimens
Dual NRTI combinastion recommendation
Strongly recommended

Zidovudine + didanosine or lamivudine: or stavudine + lamivudine
Alternative choices

Abacavir + zidovudine or lamivudine; or didanosine + lamivudine
Use in special circumstances

Stavudine + didanosine ; or zalcitabine + zidovudine
Insufficient data

Tenofovir or emtricitabine-containing regimens
Not recommended

Zalcitabine + didanosine , stavudine, or lamivudine; or zidovudine + stavudine
Dikutip dengan modifikasi dari The Working Group on Antiretroviral Therapy and Medical Management of HIV-Infected Children (Oktober 2005)


Tabel 4. Rekomendasi WHO untuk ARV lini pertama pada bayi dan anak
Regimen 2 NRTI + NNRTI :
AZT + 3TC + NVP/EFV
d4T + 3TC + NVP/EFV
ABC + 3TC + NVP/EFV
Dikutip dengan modifikasi WHO, Februari 2006.
AZT=Zidovudine 3TC=Lamivudine ABC=Abacavir NVP=Nevirapin EFV=Efavirenz


Tabel 5. ARV untuk bayi dan anak di RSCM Jakarta
1. Zidovudin (AZT)




Neonatus kurang bulan: ,5 mg/kgBB/12 jam sampai usia 2 minggu, kemudian 2 mg/kgBB/8 jam
Neonatus cukup bulan (sampai bayi usia 90 hari): oral 2 mg/kgBB/6 jam (oral), IV:1,5mg/kgBB/6 jam
Pediatrik (rentang dosis 90 mg-180 mg/m2 LPB/6-8 jam: Oral: 160 mg/m2 LPB/8 jam, IV intermitten: 120 mg/m2 LPB/6 jam, IV rumatan: 20 mg/m2 LPN/jam
Adolescen 3x200 mg/hari, atau 2x300 mg/hari
2. Stavudin (d4T)




Neonatus (sedang dalam evaluasi PACTG 332)
Pediatrik 1 mg/kgBB (sampai berat 30 kg), 2x sehari
Adolesen/dewasa BB > 60 kg 2 x 40 mg, BB< 60kg 2x30 mg sehari 3. Lamivudin (3TC) Neonatus (bayi < 30 hari) 2 mg/kgBB, 2x sehari Pediatrik 4 mg/kgBB, 2x sehari Adolesen BB > 50kg: 2 x 150 mg/hari; BB< 50 kg: 2 mg/kgBB, 2x sehari 4. Nevirapin (NVP) Perinatal profilaksis 2 mg/kgBB (oral) pada usia 48 jam Neonatus (sampai usia 2 bulan), 14 hari pertama: 5 mg/kgBB atau 120mg/m2 1x sehari 14 hari kedua : 120 mg/m2 2x sehari, berikutnya : 200mg/m2 2x sehari sampai usia 2 bulan Pediatrik 14 hari pertama: inisial 120 mg/m2 2x sehari(max. 200mg) kemudian naikkan sampai dosis penuh 120-200 mg/m22x sehari (max 200mg) bila tidak terdapat rash atau reaksi simpang obat lainnya, atau dosis penuh (sesudah inisial) anak usia < 8 tahun 7 mg/kgBB 2x sehari dan anak usia > 8 tahun 4 mg/kgBB sehari
Adolesen inisial 1x200 mg sehari selama 14 hari, kemudian naikkan menjadi 2x200 mg bila tidak terdapat rash atau reaksi simpang obat lainnya
5. Nelfinavir (NVF)




Neonatus 40 mg/kgBB, 2x sehari
Pediatrik 20-30 mg/kgBB, dapat sampai 45 mg/kgBB, 3x sehari
Adolesen 2x1250 mg/hari, atau 3x750 mg/hari

Sedangkan, protokol pengobatan berbasis protease inhibitor untuk anak, baru dianjurkan untuk anak yang lebih besar, bahkan WHO tidak mencantumkannya sama sekali dalam rekomendasinya (Tabel 4). Disesuaikan dengan obat yang ada di Indonesia, RSCM Jakarta memutuskan untuk memakai ART dengan basis NNRTI: zidovudine + lamivudine + nevirapin sebagai terapi awal (Tabel 5).


Sesuai dengan bukti uji klinis, terapi kombinasi ART selalu merupakan kombinasi minimal 3 jenis obat. Umumnya pada saat ini, pengobatan HIV dilakukan dengan basis inhibitor protease yang pada anak baru dianjurkan untuk anak besar. Akhirnya, meski berbagai protokol terapi telah diteliti dan dipaparkan para ahli, namun demikian keberhasilan ART tergantung kontinuitas pengobatan dengan melakukan konseling pada pasien dan keluarga sebaik mungkin.

(Iffa/Surabaya)
Taken from : /rubrik/one_news_print.asp?IDNews=447 | 756 hits

Lima Langkah Memelihara Loyalitas Pelanggan

Seorang sales manager mencatat: saat berhadapan dengan sales, pelanggan tidak membandingkan Anda dengan pesaing. Mereka menahan Anda dari layanan yang paling istimewa yang pernah didapatkan. Apakah mereka di hormati di bank, restoran. Mereka menahan Anda dari layanan yang paling menonjol dari yang mereka dapatkan dimanapun. Apakah mereka dihormati di bank, restoran, atau provider telepon, pelanggan menentapkan harapan mereka dengan keunggulan yang mereka dapatkan dan akan menilai pengalaman Anda dengan mereka.

"Memahami bagaimana menarik dan memelihara pelanggan yang loyal bukan pekerjaan yang mudah," ujar Chip Bell, senior partner The Chip Bell Group, dan John Patterson, Presiden Atlanta-Progressive Insights. Namun, ada lima pendorong loyalitas yang sesuai dengan kebanyakan pelanggan di sepanjang waktu. Berikut penjelasan ke lima item tersebut:

1. Melibatkan saya. Ketika Anda melibatkan pelanggan dalam penjualan dan jasa, loyalitas berperan penting. "Membantu pelanggan agar merasa seperti rekan Anda," ujar Bell dan Patterson. Mereka mengambil contoh retailer Build-a-Bear Workshop. Di Build-a-Bear, pelanggan tidak hanya memilih produk, mereka membuatnya. Mereka memilih bahan, menjahit, membersihkan, mendandani, dan membuat sertifikat lahir untuk binatang yang mereka pilih. Sehingga, hasil akhirnya bukan sekedar binatang biasa – tapi ciptaan mereka sendiri. Dengan memasukkan pelanggan kedalam proses penjualannya, Build-a-Bear Workshop telah berkembang menjadi lebih dari 200 toko di penjuru dunia kurang dari satu dekade.

2. Melindungi saya. Pelanggan mengharapkan hal yang mendasar. Seperti pelanggan yang yakin punya cukup ruang, mereka menganggap produk Anda adalah mutu yang bisa mereka percaya dengan harga yang bagus dan dengan pelayanan yang memuaskan. Seperti yang ditunjukkan Bell dan Patterson, "Jika pesawat mendarat di kota yang tepat, kami tidak bersorak. Tapi jika mendarat di kota yang salah, kami menjadi kesal." "Kembali ke dasar setiap saat dan Anda akan membangun fondasi yang solid bagi pendukung yang loyal".

3. Memahami saya. "Penyedia jasa yang bagus adalah pendengar yang hebat," kata Bell dan Patterson. "Mereka tahu bahwa menggali esensi masalah akan mengarah pada solusi yang lebih baik, melampaui ekspektasi." Membuat setiap kontak pelanggan di perusahaan Anda untuk memonitor. Membuat sistem yang memungkinkan mereka megumpulkan dan menangkap customer inteligence sehingga Anda bisa melihat tren, mengetahui adanya masalah, dan mendapatkan peringatan awal yang perlu diperhatikan.

4. Memberikan kejutan. Ingatkah Anda saat membuka kotak Cracker Jacks saat Anda anak-anak? Mungkin saat itu Anda lebih penasaran dengan hadiah yang ada di dalamnya daripada popcornnya. Pikirkan produk atau jasa Anda – apa yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan "hadiah gratis di dalam produk Anda?" Dengan kata lain, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengejutkan pelanggan dengan sesuatu yang tidak terduga? Momen "wow" yang tidak terlihat ini menciptakan pelanggan yang bertahan lama yang akan menceritakan pada orang lain pengalaman yang didapatkan dengan organisasi Anda.

5. Menginspirasi saya. Ketika orang sales Anda menunjukkan karakter yang berkwalitas, pelanggan akan terinspirasi dan menjadi loyal pada perusahaan Anda. Kualitas ini meliputi bangga dengan pekerjaan mereka, mendahulukan kebutuhan pelanggan daripada kepentingan mereka mencapai target, dan bersikap terbuka, jujur, dan etis. Pelanggan menghargai dan mengagumi orang dan perusahaan yang memiliki ciri tersebut, dan mereka akan selalu kembali kepada Anda.

***

Penulis: Judi Hess adalah kepala Customer Perspectives.
Sumber: http://www.customerperspectives.com

Makalah Nilai-Nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
NILAI NILAI PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
FRANSESCO A.R
KORNELIUS RIKI
DESI SUSANTI
AKADEMI MANAJEMEN KOMPUTER DAN INFORMATIKA
Jl. AIP. K.S. Tubun No. 03 Ketapang 78815
Kalimantan Barat
TAHUN 2008/2009

DAFTAR ISI
HALAMAN PENJELAS i
DAFTAR ISI ii
BAB I . PENDAHULUAN 1

1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 2

BAB II . PEMBAHASAN MASALAH 3

1. PENGERTIAN PANCASILA 3
1. BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA 3
2. BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB 4
3. BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA 4
4. BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5
5. BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA 6
2. KEBUDAYAAN 6

1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN 6
2. KEBUDAYAAN DAN PANCASILA 7
3. PANCASILA BERAKAR DARI KEBUDAYAAN 7

BAB III. PENUTUP 9

1. KESIMPULAN 9
2. SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “Nilai-Nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.
Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus ideologi kita, Pancasila.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

2.


RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:

o Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
o Apakah yang dimaksud dengan Kebudayaan?
o Mengapa Pancasila berakar dari kebudayaan?
o Bagaimana bisa Nilai Pancasila berakar dari kebudayaan di Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

3. PENGERTIAN PANCASILA

Sebagai bangsa Indonesia, kita patut mengerti dan memahami apa Pancasila itu. Pancasila berasal dari dua kata yakni [1]Panca dan [2]Sila menurut bahasa Sanskerta. Sehingga pancasila mengandung arti lima buah prinsip atau asas. Asas-asas atau prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam setiap Sila yang terkandung di dalam Pancasila memiliki butir-butir penting di mana setiap butir menekankan atau mengharuskan rakyat Indonesia untuk melakukan pengamalan[3] Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1. BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.[4]

2. BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad[5], persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA

(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.[6]
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.[7]
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.[8]
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

4. KEBUDAYAAN

1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan[9] sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Ilmu yang memperlajari tentang masyarakat dan kebudayaannya adalah antropologi.[10] Segala perkembangan budaya dan perubahan masyarakat dipelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik yang terjadi juga dapat dianalisis melalui ilmu antropologi.[11]

2. KEBUDAYAAN DAN PANCASILA

Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal yang dikandung dalam Pancasila, yaitu pluralisme[12] dan teosentrisme[13]. Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan.

5. PANCASILA BERAKAR DARI KEBUDAYAAN

Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan pancasila. Itu berarti Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau simbol. Kita gambarkan sebagai sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah perusahaan yang sibuk, kegiatan yang nampaknya bersifat praktis dan sehari-hari saja, misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya, sedangkan simbol modernitas ialah sistem organisasi, makin modern sistem semakin abstrak yang impersonal[14], berbeda dengan manajemen perorangan atau keluarga. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin dengan sangat baik.
Pluralisme mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur substansi Demokrasi Kebudayaan yang berdasar Pancasila ialah teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika). Orang Protestan akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum). Istilah teonomi berasal dari Paul Tillich (1886-1965),hubungan dinamis antara yang absolut dengan yang relatif, antara agama dengan kebudayaan. Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi, karena bedasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa --yang absolut. Keempat sila yang lain adalah kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya, asal keperluan itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.[15]
Demokrasi Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila "Persatuan Indonesia" yang berarti sebuah (1) pluralisme, dan (2) teosentrisme dari semangat sila yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang lebih baik.
Jadi untuk menjawab “Mengapa Pancasila berakar dari Kebudayaan?” karena di dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai tersebut adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang tercantum di dalam sila ketiga. Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada sila pertama, kepentingan lain berdasarkan setiap sila tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan. Misalkan: Pembunuhan genosida demi mempertahankan keutuhan suatu budaya etnis tidak etis dengan ketentuan agama. Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai dengan nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan kebudayaan kita, bangsa Indonesia.

BAB III
PENUTUP

3. KESIMPULAN

Kita telah melihat dan membaca bahwa Pancasila memang berakar dari budaya bangsa Indonesia. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus dijunjung tinggi kita sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Pancasila berakar dari kebudayaan dikarenakan di dalam pancasila terkandung nilai kebudayaan. Bagaimana bisa demikian? Karena unsur persatuan dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila yang adalah ideologi bangsa kita.

4. SARAN

Demikianlah makalah berjudul “Nilai-Nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia” ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga menyadari, masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatian Anda semuanya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://anakciremai.blogspot.com/2008/09/makalah-ppkn-tentang-landasan.html
http://islamlib.com/id/artikel/dalam-hal-toleransi-eropa-jauh-terbelakang
http://www.perdaonline.org/?act=download&id=f70079ce2ef301c21f5ae74e94e82be4&type=regulasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
http://indowarta.com/index.php?option=com_content&task=view&id=707&Itemid=39
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://www.fisip.ui.ac.id/antropologi/httpdocs/jurnal/2002/68/02ktpms68.pdf
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/01/27/0043.html
[1] Tulisan asli (http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila) pañca yang artinya lima
[2] Tulisan asli (http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila) śīla yang artinya prinsip. Syilla: peraturan tingkah laku baik atau batu sendi/ alas/ dasar. (http://anakciremai.blogspot.com/2008/09/makalah-ppkn-tentang-landasan.html)
[3] Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila diatur dalam Tap MPR No. II/MPR/1978. (http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html)
[4] Kemajemukan atau pluralitas adalah sunnatullah. Dalam banyak ayat, Alquran menyebutkan tentang kemajemukan sebagai sesuatu yang memang dikehendaki Allah. Karena itu, siapa saja yang berusaha menolak pluralitas sama artinya dengan menolak sunnatullah. (http://islamlib.com/id/artikel/dalam-hal-toleransi-eropa-jauh-terbelakang/)
[5] Masykur, Drs. Akhmad.Modul PPKn1.03. Hal 5. Persamaan derajat adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban azasi manusia.
[6] Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat (download file in: http://www.perdaonline.org/?act=download&id=f70079ce2ef301c21f5ae74e94e82be4&type=regulasi)
[7] Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu”, Bait lengkapnya bertuliskan: Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika)
[8] JJ. Amstrong Sembiring, Artikel Budaya Konsumerisme, Alinea 2 baris kedua; Dengan kata lain konsumerisme yang berasal dari kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. (http://indowarta.com/index.php?option=com_content&task=view&id=707&Itemid=39)
[9] Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya)
[10] Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi)
[11] Minako Sakai, Hal. 2. Artikel: Konflik Sekitar Defolusi Kekuasaan Ekonomi dan Politik. Berdasarkan metode ‘top down’ pendekatan antropologi terhadap konflik yang terjadi akibat pelaksanaan otonomi daerah di sejumlah wilayah Indonesia. (http://www.fisip.ui.ac.id/antropologi/httpdocs/jurnal/2002/68/02ktpms68.pdf)
[12] pluralisme adalah sebuah kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain
[13] Teosentrime adalah dimensi ilahiah/ dipandang dari segi rohaniah
[14] Impersonal artinya tidak mengenai orang tertentu/ secara umum.
[15] Kutipan artikel “Demokrasi Kebudayaan” (http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/01/27/0043.html)

KERUKUNAN WARGA NEGARA

i
KERUKUNAN WARGA NEGARA
Disusun Oleh :
NUR RAHMAT, S.Ag
NIP. 131 550 122
SDN SUKABUMI I
KEC. MAYANGAN KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2007
ii
Kata-kata Mutiara ;
 Tuhan memiliki bejana di
bumi. Itulah hati dan
bejana yang paling
disukai_Nya adalah bejana
yang bersih.
 Kebanyakan orang marah
bila ada yang salah. Orang
bijak tetap tenang dan
mengatasi keadaan dengan
tenang.
iii
KATA PENGANTAR
Segala syukur kita limpahkan kepada Allah SWT. dan Nabi Muhammad
SAW. karena atas limpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu dan benar.
Tak lupa kami juga ucapkan terima kasih kepada teman sekelompok karena
atas kerja kami masalah ini selesai atas dukungan, kesempatan, dan bantuan dari
mereka semua kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman karena atas bantuan dan kesempatan
dari mereka semua bahan yang kami perlukan untuk menyusun makalah ini, kami
dapatkan.
Dan semoga makalah ini kelak nantinya dapat berguna bagi generasi
penerus. Harapan kami agar makalah ini tetap dijaga kelayakannya agar bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan ataupun pembaca. Semoga pembaca, teman-teman,
dan dosen kewarganegaraan berkenan akan isi makalah kami ini.
Penyusun,
Nur Rahmat, S.Ag.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA MUTIARA .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kewarganegaraan ....................................................................... 3
2.2 Kerukunan Warganegara ............................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 11
Daftar Pustaka ................................................................................................. 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebinekaan bangsa Indonesia mencakup agama, bahasa, suku bangsa,
maupun adat dan budayanya adalah ciri khas bagi bangsa Indonesia yang
menjadi sumber kebudayaannya. Kebhinekaan ini dapat tergambar pula dalam
kehidupan bermasyarakat seperti yang tertulis dalam kitab negara kertagama oleh
Empu Prapanca, tentang penyusunan pemerintahan Majapahit yang
mencerminkan unsur-unsur musyawarah. Dalam kehidupan beragama tertulis
dalam kitab Sutasoma oleh Empu Tantular dengan Bhineka Tunggal Ika.
Dimana kita sebagai warganegara selalu menginginkan terciptanya
kehidupan yang tertib, aman, tentram, rukun, dan damai agar tercipta
kebhinekaan tadi. Oleh karena itu setiap anggota masyarakat harus mempunyai
kesadaran akan pentingnya kerukunan hidup. Kerukunan sangatlah penting
ditanamkan dan dilaksanakan mengingat bangsa Indonesia terdiri atas beragam
suku bangsa, agama, budaya, dan latar belakang yang berbeda-beda kerukunan
juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat yang berbangsa
dan majemuk. Untuk itulah makalah ini kami susun, agar pembaca, teman-teman
dan dosen kewarganegaraan tau pentingnya kerukunan dalam warga negara kita.
2
1.2 Rumusan Masalah
Setelah melihat dan memahami pentingnya makalah ini maka ada
beberapa maka ada beberapa rumusan masalah yang harus dijawab di
pembahasan nantinya agar makalah ini sempurna. Rumusan masalah itu adalah
sebagai berikut :
a. Apa kewarganegaraan dan warganegara itu ?
b. Apa pengertian kerukunan ?
c. Apa landasan dan sumber formal kerukunan ?
d. Apa tugas dan tanggung jawab warganegara dalam membina kerukunan ?
e. Apakah insan agamis penting dalam membina kerukunan warganegara ?
f. Apa bahaya penyimpangan terhadap kehidupan ?
g. Apa tantangan dan hambatan dalam membina kerukunan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Agar kita mengetahui warga negara dan kewarganegaraan itu apa.
b. Agar kita tahu pengertian kerukunan.
c. Agar kita tahu dan paham landasan dan sumber formal kerukunan.
d. Agar kita tahu tugas dan tanggung jawab kita sebagai warga negara dalam
membina kerukunan.
e. Agar kita tahu bahasa penyimpangannya dalam kehidupan.
f. Agar kita tahu penting atau tidak pentingnya peran insan agamis dalam
membina kerukunan.
g. Agar kita tahu tantangan dan hambatan dalam membina kerukunan.
3
BAB II
P E M B A H A S A N
2.1 Kewarganegaraan
Adalah anggota dalam sebuah komunitas politik (negara), dan dengannya
membawa hak untuk berpartisipasi dalam politik. Seseorang dengan keanggotaan
tersebut disebut warga negara. Istilah ini secara umum mirip dengan
kebangsaan, walaupun dimungkinkan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi
seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara
dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik).
Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi bangsa dari suatu
negara.
Kewarganegaraan juga dimaksudkan agar kita memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua
itu diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya negara kesatuan republik Indonesia.
Tujuan utama kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan
dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri para mahasiswa calon sarjana atau ilmuwan warga negara Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK
dan seni, tujuan tersebut terdapat dalam pendidikan kewarganegaraan.
4
2.2 Kerukunan Warga Negara
A. Pengertian Rukun
Kerukunan berasal dari kata rukun berarti baik dan damai, tidak
bertengkar. Kerukunan bermakna rasa damai dan baik serta tidak ada
pertengkaran. Kerukunan merupakan suatu keamanan untuk hidup bersama,
berdampingan serta damain dan tertib. Dengan demikian dalam masyarakat
tercipta suasana kedamaian, ketertiban, dan ketentraman tanpa ada pertikan
dan pertengkaran.
Rukun dalam bahasa Arab berarti asas atau hukum dasar. Jadi rukun
dapat diartikan sebagai hidup yang konsisten dalam menjalankan ajaran
agamanya (norma-norma yang berlaku). Dengan demikian kerukunan lahir
secara sadar dikehendaki oleh setiap orang tanpa ada paksaan atau motifmotif
tertentu.
B. Landasan dan Sumber Formal Kerukunan
1. Landasan Kerukunan
a. Landasan Ideal Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber
tertib hukum bagi perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Landasan kerukunan bersumber pada nilai norma-norma Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang menjiwai sila-sila lainnya.
5
b. Landasan Konstitusional
1) Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa”
2) Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”
c. Landasan Operasional GBHN
Yaitu Tap MPR RI No. IV/MPR/1999, tentang GBHN 1999-2004 bab
IV arah kebijakan sub.d.agama yaitu peningkatan pengamalan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitas
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupan mantapnya persaudaraan umat beragama yang berakhlak
mulia, toleren, rukun dan damai.
2. Sumber Formal Kerukunan
a. Menurut ajaran Agama Islam
Terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al Kafirun ayat 1-6 dan dalam Surat
Ali Imraan ayat 103
b. Menurut ajaran Agama Hindu
Terdapat dalam Ath.XII.1.45 dan Yayur Weda 26.7
c. Menurut ajaran Agama Budha
Terdapat dalam Khudaka Nikaya, Caritiyotaka 33/395 dan
Dhammapada 194.
6
d. Menurut ajaran Agama Kristiani (Protestan dan Khatolik)
Terdapat dalam Roma 14.19 dan 1 Korintus 1:10
e. Menurut Kebudayaan
Kebudayaan bisa dikatakan sebagai hasil budidaya kekuatan akal
manusia yang dilakukan secara sadar, baik berupa cipta, rasa, karsa.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, kebudayaan merupakan
keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur
oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan dibentuk baik materiil maupun spiritual. Nilai
kebudayaan terkait erat dengan budaya dimana nilai keagamaan
memberi warna budaya bangsa.
C. Tugas dan Tanggung Jawab Warga Negara dalam membina Kerukunan
1. Sebagai Umat Beragama
Ada Tri kerukunan, yaitu :
a. Kerukunan antar umat beragama
b. Kerukunan Intern umat seagama
c. Kerukunan antar sesama umat beragama dengan pemerintah
2. Sebagai Anggota Masyarakat dan Negara
a. Menghayati dan mengamalkan Pancasila
b. Menjunjung tinggi konstitusi negara
7
c. Membina ketertiban dan ketahanan nasional
d. Patuh dan tertib dalam kehidupan umum
e. Mengutamakan musyawarah dan mufakat
f. Rela berkorban dan berjiwa sosial
D. Pentingnya insan agamis dalam membina kerukunan
Insan agamis adalah insan (manusia) yang hidup dan kehidupannya
berdasarkan pada norma-norma atau ajaran agama. Ciri-cirinya yaitu peri
kehidupannya selalu bernafaskan agama, baik dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa maupun dengan manusia. Dengan demikian segala
perbuatannya semata-mata karena Allah SWT., sehingga yang diperbuatnya
dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME.
Prinsip utama insan agamis dalam berbagai aspek dan lingkungan
kehidupan adalah bahwa umat beragama yang baik selalu taat kepada
Tuhannya, Rasulnya, dan taat kepada perintah, sepanjang pemerintah tidak
menjerumuskan rakyat kedalam kemaksiatan dan kezoliman.
E. Bahaya dan kerugian penyimpangan terhadap kehidupan
1. Kehidupan Keagamaan
Beberapa bentuk penyimpangan terhadap kehidupan keagamaan yang
harus dihindari, antara lain sebagai berikut :
8
a. Sinkretisme (paham yang hendak mencampur adukkan segala ajaran
agama menjadi satu dan menyatakan semua ajaran agama adalah
sama).
b. Indeferentisme (paham yang menganggap bahwa semua agama sama,
semua baik dan semua menuju Tuhan).
c. Dangkalnya pengertian dan kesadaran beragama.
d. Fanatisme sempit
e. Ekstramisme, yaitu paham yang berusaha menggantikan dan
menggulingkan pemerintahan yang sah, melalui cara yang
inkonstritusional seperti ekstrem kanan (berhaluan agama) ektrem kiri
(berhaluan ideologi).
f. Pelecehan atau menjelek-jelekkan agama dan kepercayaan orang lain.
2. Kehidupan Sosial
Beberapa bentuk penyimpangan terhadap kehidupan sosial, antara lain :
a. Perilaku egoisme
b. Main hakim sendiri
c. Senang menggunakan kekerasan
d. Merasa lebih dan paling hebat
3. Kehidupan Kenegaraan
4. Beberapa bentuk penyimpangan terhadap kehidupan kenegaraan, antara
lain :
a. Sifat Individualisme
9
b. Fanatisme partai politik
c. Pemberontakan dan ekstremisme, baik yang bersifat kedaerahan,
kesukuan, maupun bersifat keagamaan ideologi politik.
F. Tantangan dan Hambatan dalam membina kerukunan
Beberapa tantangan dan hambatan dalam membina kerukunan perlu
diwaspadai dan ditanggulangi sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan agar
tidak berkembang menjadi masalah yang mengoyakkan persatuan dan
kesatuan. Tantangan dan hambatan tersebut antara lain :
1. Keterbatasan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat di daerah
pedalaman atau terpencil.
2. Keanekaragaman kepentingan dan budaya serta rasa kesukuan yang
kadang muncul kepermukaan.
3. Kerawanan SARA dalam masyarakat negara kita yang kadang
dimanfaatkan oleh kelompok tertentu.
4. Berbagai ketimpangan dan kesenjangan terutama sosial ekonomi dan pola
hidup yang mewah.
5. Kemajuan IPTEK dan pola komunikasi terbuka yang dimanfaatkan untuk
merusak moral, tata nilai budaya, serta jati diri bangsa Indonesia.
Tantangan dan hambatan tersebut perlu segera di antisipasi jauh-jauh
agar tidak menabur ancaman bagi kerukunan hidup bangsa Indonesia. Oleh
karena itu upaya yang harus dilakukan antara lain :
10
1. Pengamalan nilai-nilai iman dan taqwa.
2. Perilaku yang sesuai dan sejalan dengan tata nilai dan norma.
3. Meningkatkan persahabatan dan komunikasi yang baik.
4. Menjalin solidaritas.
Dengan demikian, harapan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
aman, tentram, rukun, dan damai dapat terwujud.
11
BAB III
P E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat, kami menjabarkan kewarganegaraan
dari sisi “kerukunan warga negaranya”.
Dapat kami simpulkan bahwa kerukunan merupakan suatu kemauan
untuk hidup bersama berdampingan secara damai dan tertib. Dimana dalam bab 2
telah tertulis jelas bagi kita kewarganegaraan dan kerukunan warganya, landasan
dan sumber formalnya, tugas dan tanggung jawab warga negaranya. Terdapat
juga bahaya dan kerugian penyimpangan terhadap kehidupan serta tantangan dan
hambatan dalam membina kerukunan warga negaranya. Dengan demikian
kerukunan warga negara dalam hubungan bermasyarakat akan tercipta suasana
kedamaian, ketertiban, dan ketentraman tanpa ada pertikaian dan pertengkaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. ______________, 1999. Simpati Kewarganegaraan Semester I Kelas XII.
Surabaya : CV. Grahadi.
2. ______________, 2004. PPKn Kelas 3. Kahen:Cempaka Putih.
3. Internet.

ARKETISME INTELEKTUAL

intelektual
Sebuah surat pembaca di harian nasional membuat saya tercenung. Intinya begini “bangsa kita terpuruk. Rakyat dililit kesulitan ekonomi, pemimpin semakin egois, dan masyarakat dilanda dekadensi moral….sampai kapan kondisi ini dibiarkan? Ke mana para intelektual bangsa ini?”

Intelektual? Mengapa harus intelektual? Agaknya si penulis surat pembaca itu tak berlebihan jika berasumsi kalau saja para intelektual berfungsi sebagaimana mestinya, bisa jadi bangsa ini selamat dari keterpurukan. Seperti diungkapkan oleh Vaclav havel, kaum intelektual itu merupakan hati nurani bangsa. Intelektual adalah mereka yang membaktikan hidupnya untuk berfikir demi kepentingan umum.

Apa yang dikatakan havel itu sekaligus memilah orang menjadi : mereka berfikir demi kepentinga pribadi dan kepentingan umum. Mereka yang selama ini cendering memikirkan kepentingan pribadi misalnya berfikir keras untuk melanggengkan kekuasaanya atau korupsi dengan sebesar-besarnya demi kenikmatan pribadi, maka havel menempatkan mereka bukan sebgai intelektual. Tak perduli mereka itu mengenyam pendidikan tinggi, katakana doctor luar negeri yang lulus cemerlang, tetapi jika sudah terjebak kepada prilaku berfikir demi kepentingan pribadi maka gugurlah sebutan intelektual dimaksud.

Ini paralel dengan batasan yang diberikan Antonio gramsci dalam bukunya Selections from prison note books (1978); bahwa semua manusia adalah intelektual. Tetapi tidak semua orang dalam masyarakat memiliki fungsi intelektual. Lantas, jika dikolaborasikan dengan batasan havel, maka lahirlah sebuah asumsi bahwa mereka yang telah memikirkan kepentingan pribadi telah kehiklanan fungsi intelektual. Atas dasar ini wajar jika pertanyaan public (diwakili surat pembaca tadi) “kemanakah para intelektual?” diubah menjadi “mengapa fungsi intelektual tak nampak?”.

Saat membicarakan fungsi intelektual ini saya jadi teringat pernyataan sartono kartodirjo saat peluncuran bukunya, sejak indische sampai Indonesia. Saat itu eyang guru mengatakan intelektual diharapkan menjadi kelompok inti pembaruan masyarakat yang bobrok ini. Salah satu langkah adalah menjalankan etos mesu budi, yaitu mengurangi makan dan tidur, serta bekerja keras dengan disiplin. Mesu budi ini sebangun dengan asketisme intelektual.

Laku pertapa

Asketik adalah istilah yang sering digunakan kepada rahib. Istilah ini berasal dari bahasa yunani uang berarti laku (menjalankan). Rahib memperaktikan asketik sebagai maksud membedakan dengan orang kebanyakan.
Laku ini kebih banyak mempraktikan berbagai tindakan penyiksaan diri agar disenangi oleh tuhan. Wajr saja jika kemudian asketisme acapkali diekspresikan ke dalam ide-ide kemartiran, keperawanan dan selibt sebagai penyerahan diri kepada tuhan.
Kemudian konsep itu berubah, tetapi tetap saja menjauh dari duniawi, seperti hidup sebagi pertapa. Salah satu tokohnya adalah simeon stylite (390-459).
Sejak itu asketik-asketik menempuh hidupnya secara unikkk.ada yang hidup di bubungan rumah selam 53 tahun, dan ada pula yang hidup di bak mandi yang digantungkan di udara selam 10 tahun. Ada pula yang selama enam buan tidur di dalam paya dan mengeluarkan badannya yang telanjang untuk di sengat lalat beracun. Lalu, ada yang selama tiga tahun hidup di sumur kering, bediri selama empat tahun, makan jagung busuk selama berbulan-bulan, dan keunikan lain yang jarang dijumpai pada zaman sekarang ini.
Tahun demi tahun asketisme terus menglami perubahan dan istsitusionalisasi.s ampai seatu saat asketisme secara umum mencakup penerimaan penderitaan fisik yang disebabkan oleh orang lain (contohnya penganiayaan) hingga penyangkalan (seperti menolak kebutuhan tubuh; makan, tidur seks, bicara dll).
Asketisme baru menuntut sebuah penyangkan diri dan penderitaan melalui tugas-tugas tertentu. Alasannya tetap sama; penebusan dosa, penaklukan diri, bersyafaat demi kemurahan dan kebaikan illahi.
Saat ini ideal asketik lebih pas memakai pandangan etikanya irving babbit. Ideal asketik, kata babbit, adalah pada kebijakan kepantasan, sikap sedang, pembatrasan, penaklukan diri, pemeriksaan batin, hingga kehendak untuk menahan diri. Dari sinilah muncul penegrtian harfiah bahwa asketisme adalah paham yang mempraktikan kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban.

Membangun ke-“kita”-an
Dari pengertian harfiah saja kita sudah bisa membayangkan dampak dari lelaku asketik. Kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban merupakan pilar-pilar untuk membangun ke-kita-an.
Logika kesederhanaan adalah membatasi nafsu duniawi sehingga muncul peluang untuk membagi kenikmatan kepada orang lain. Kemewahan acapkali mengantarkan seseorang kepada sifat keserakahan sebagai representasi “saya” bukan “kita”. Seumpama “saya” bisa bermewah-mewahan karena “saya” bekerja keras membanting tulang. Kesederhanaan mendorong seseorang menjadi berfikir segala sesuatu yang terjadi pada “kita”. Seumpama begini “saya” tak layak untuk bermewah-mewahan karena diantara “kita” masih banyak beragam kesusahan.
Keutamaa akan “saya” membuat seseorang berfikir panjang untuk berkorban. Sebaliknya, “kita” mendorong orang untuk rela berkorban demi orang lain. Di antara ‘kita” masih ada orang yang dibekap kemiskinan dan mereka butuh uluran bantuan, maka “saya” harus rela berkorban. Inilah yang dinamakan kepekaan. Sikap ini pula yang membuat seseorang menjadi manusia utuh. Bukankah jon sorbino, tokoh solidaritas el savador, pernah menyatakan “kita benar-benar menjadi manusia apabila mempunyai kepedulian dan tangbung jawab terhadap kehidupan manusia lain, terutama yang menderita dan yang paling miskin maupun tertindas.”
Kaum intelektual idealnya mendekati manusia utuh versi sorbino ini. Mereka peduli kepada kaum yang menderita dan peka mendengarkan suara rakyat. Kaum intelektual berdiri di belakang para kaum tertindas sembari mengatakan kebenaran. Seperti diingatkan oleh edward said, orang intelektual adalah pencipta sebuah bahasa yang mengatakan yang benar kepada yang berkuasa.
Fakta yang terjadi di Negara ini, orang-orang yang berkuasa acapkali salah memahami arti kekuasaan. Para penguasa itu mengingkari makna akuntabilitas, yakni tanpa mau mengembalikan kepercayaan yang diberikan rakyat untuk kebaikan rakyat. Justru yang terjadi, kepercayaan rakyat digunakan untuk kepentingan pribasi atau kelompoknya. Akibatnyja, rakyat merasa dikhianati. Ekspresi kemarahan rakyat terkadang membabi-buta dengan bentuk anarkisme.
Bagi intelektual, “menciptakan sebuah bahasa” bukanlah soal mudah, teritama bagi mereka yang menjadi intelektual organic. Terkadang urusan perut mengabaikan fungsi keintelektualan seseorang.
Barangkali “pengakuan” dua orang dosen ini bisa mewakili kaum terdidik kita. Pertama adalah seorag doctor yang disegani di yogyakarta. Kalau namanya saya sebut, orang akan tahu bahwa sosok ini adalah seorang ilmuwan humaniora yang banyak berkarya. Ia pernah mewanti-wanti saya, “ilmu itu harus digunakan untuk perbaikan bangsa.” Belakangan saya bisa mengamati sikapnya, ia memang asketik intelektual. Ia mengaku masih bisa hidup dengan gajirelatif kecil, sementara penghasilan tambahan digunakan untuk menerbitkan jurnal dan membangun komunitas budaya.
Orang kedua adalah seorang ekonom. Ia sudah mengajar selama 20 tahun, tetapi mengaku (pengakuannya pernah dimuat di Koran local), gaji kotornya tak melebihi 2 juta rupiah perbulan. Saya membayangkan dengan gaji sebesar itupastilah hidupnya sederhana.
Akan tetapi, bayangan saya buyar tatkala suatu saat berkunjung ke rumahnya. Walah… walah, out sih bukan rumah mulik seorang yang bergaji kurang dari 2 juta. “tiga bulan lalul kami pindah ke sini. Kami membeli dari seseorang seharga 600 jt, kata sang ekonom menjelaskan. “kalo melulu dari gaji, ya engak mungkin bisa beliiii rumah ini. Ternyata ia dosen biasa di luar (bukan luar biasa).
Kalo ditimbang-timbang berada di manakah kaum cerdik-pandai kita? Ada pada orang pertama atau orang kedua? Sesungguhnya dari hasil menimbang itu kita sudah menenmukan jawaban dari surat pembaca itu. Ternyata, urusan perut membuat banyak orang melupakan fungsi intelektual. Maka wajar saja jika bangsa ini tak juga bangkit dari keterpurukan.

Kematian Neonatal

Kematian Neonatal


A. Definisi Kematian Neonatal
Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan.
Kematian neonatus(neonatal) yaitu kematian neonatus lahir hidup pada usia gestasi 20 minggu atau lebih. Sedangkan, neonatus lahir hidup adalah salah satu neonatus yang menunjukkan bukti hidup setelah lahir, bahkan bila hanya sementara (pernapasan, denyut jantung, gerakan otot volunter, atau pulsasi dalam korda umbilikalis), dan yang meninggal dalam 28 hari.
Kematian perinatal dini (early neonatal death) ialah kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupan. Kematian perinatal (perinatal mortality) ialah jumlah bayi lahir mati dan kematian bayi dalam 7 hari pertama sesudah lahir (Prawirohardjo, 2005: 786).
Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran, sedangkan kematian neonatal lanjut merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih dari 7 hari sampai kurang 29 hari.
Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal dipengaruhi oleh kelahiran hidup. Kelahiran hidup (live birth) dapat didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi secara sempurna dari ibunya tanpa memandang lamanya kehamilan, dan sesudah terpisah dari ibunya bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyutan tali pusat atau pergerakan otot, tidak peduli apakah tali pusat telah dipotong atau belum.
Tanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda-tanda kehidupan lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter.
Kelahiran mati (stillbirth) adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1.000 gram) (Prawirohardjo, 2005 : 786).
Kematian janin (feotal death) merupakan kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya janin tidak bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung, atau pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot (Prawirohardjo, 2005 : 786).
Angka kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati (kematian janin) ditambah kematian neonatal per 1.000 kelahiran total.
Seringkali ditemukan perbedaan dalam angka-angka statistik mengani kematian perinatal, yang disebabkan karena kriterium yang dipakai mengenai berat badan lahir dan lamanya kehamilan tidak selalu sama, maka WHO menganjurkan untuk kelahiran hidup dan kelahiran mati berat badan minimum ialah 1.000 gram.
Angka Kematian Bayi adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Angka Kematian Bayi terbagi atas angka kematian Neonatal dan, angka Kematian pasca Neonatal. Kematian perinatal dipengaruhi atas kematian janin dan kematian Neonatal. Untuk menurunkan Angka Kematian Bayi, dalam kematian pasca neonatal relatif lebih mudah dibanding menurunkan kematian Neonatal karena berhubungan dengan kematian Perinatal.

B. Sebab Kematian Neonatal
1. Faktor Ibu
a. Masa Kehamilan
- ANC
- Infeksi ibu hamil : rubela, sifilis, gonorhoe, malaria
- Gizi ibu hamil
- Karakteristik ibu hamil : umur, paritas, jarak
b. Persalinan
- Partus macet/ lama : letak sunsang, bayi kembar, distocia
- Tenaga Penolong Kehamilan
2. Faktor Janin
a. Umur 0 – 7 hari : BBLR, Asfiksia
b. Umur 8 – 28 hari : pneumonia, diare, tetanus, sepsis, kelainan kogenital

MASA BAYI NEONATAL

Kasih Sayang Sesudah Anak Dilahirkan
Bila keadaan anak pada masa pra-natal sudah harus diperhatikan, maka keadaannya sudah dilahirkan jelas tidak boleh diabaikan.
Begitu anak dilahirkan, mulailah ia hidup bersama dengan orang-orang lain. Hal ini berarti bahwa anak mulai harus menyesuaikan dirinya dalam diluar rahim ibu.
Pertama ia harus bisa bernafas sendiri melalui hidung dan paru-parunya, ia harus bisa makan melalui mulutnya, ia harus dapat melakukan pembuangan(defikasi) melalui organ-organ pembuangannya dan ia juga harus data menyesuaikan diri dengan suhu disekitarnya. Anak yang masih sangat kecil tadi membutuhkan bantuan, perhatian, dan pemeliharaan dalam rangka kasih saying orang tua dan orang dewasa yang lain.
Faktor lain yang berhubungan dengan sifat kepribadian anak dikemudian hari adalah apa yang disebut dasar percaya dan dasar curiga terhadap dunia luar atau orang-orang lain. Orang yang mempunyai sifat dasar percaya pada orang lain beranggapan bahwa didunia ini lebih banyak orang yang baik daripada yang tidak baik.
Perilaku kasih saying pada waktu itu yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok hidup anak menimbulkan kepercayaan bahwa orangtua itu baik. Ia percaya bahwa kalau lapar, ia akan diberi makan, kalau ia kedinginan, akan diselimuti, kalau ia mengalami kesulitan ia dapat lari minta tolong orang tuanya. Orang tuanya dapat dipercaya dari itu orang lain juga baik.

Sebaliknya anak yang tidak disayang, mungkin karena ia tidak dikehendaki kelahirannya tidak memperoleh apa yang dibutuhkan. Seperti telah disinggung dimuka sikap hidup anak yang kekurangan kasih sayang tadi bersifat negative, menolak orang lain, curiga pada orang lain, namun dalam hati ia sangat mendambakan kasih saying orang lain.
Seringkai kasih saying perlu dikatakan bila orang tua akan mengarahkan atau menegur anak karena perbuatan yang tidak baik. Jelas sekali bahwa pada usia yang awal itu sikap orangtua khususnya ibu, membentuk kepribadian anak dikemudian hari.
Anak yang ditelantarkan oleh ibunya mengalami apa yang disebut deprivasi emosional yang artinya kekurangan pemberian emosi kasih sayang. Deprivasi emosional ini mengakibatkan reaksi-reaksi tertentu pada anak yaitu: tidak mau menghisap (Menghisap: perilaku terpenting bagi anak yang menyusu untuk tetap hidup), Muntah-muntah, hipertensi, menjerit-jerit, sulit dan akhirnya anak kehilangan perhatian sama sekali, acuh terhadap sekitarnya.
Pemberian kasih saying tadi berkaitan dengan salah satu hal yang pada waktu ini menjadi perhatian para ahli psikologi perkembangan yaitu kebutuhan anak untuk melekatkan dirinya pada orang lain.

Pada anak tingkah laku lekat atau”attachment behavior” tadi ditandai oleh menangis bila obyek kelekatannya pergi atau tidak ada dan tingkah laku senang bila obyek kelekatnys dating dan menghampirinya.
Adanya kesempatan untuk dapat mengembangkan tingkah laku lekat ini adalah syarat mutlak bagi anak untuk berkembang yang sehat dan normal dan kelak mempunyai penyesuaian diri yang baik.

PERIODE BAYI NEONATAL
Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku , merupakan permulaan atau periode agar keberadaan seabagi individu dan bukan sebagai parasit didalam tubuh ibu. Kamus juga merumuskan bayi sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang pertama.
Menurut istilah medis, bayi adalah seorang anak yang muda usianya.

Ciri-ciri bayi neonatal
Masa bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan.
Masa ini dimuali dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu.
Periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan yang ada. Menurut criteria medis penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusat lepas dari pusarnya.
Menurut criteria fisilogi berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan perkembangan perilaku. Sekalipun pada umumnya bayi menyelesaikan penyesuaian ini dalam dua minggu atau sedikit lebih cepat.

Pembagian Masa Bayi Neonatal

Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu.
Periode Neonate( dari pemotongan dan pengkatan tali pusar sampai akhir mingggu kedua dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah inidividu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi merupaakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyusuaian pada lingkungan baru diluar tubuh ibu.

Masa Bayi Neonatal Merupakan Masa Terjadinya Penyesuaianyang radikal

Meskipun tentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat kelahiran. Kelairan merupakan suatu gangguan pada pola perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. Seperti halnya semua peralihan diperlukan penyesuaian dari bayi. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakuakn , namun bagi bayi lain terasa sulit dan mengalami kegagalan. Miller mengatakan dalam seluruh kehidupannya, tidak pernah terjadi perubahan lokasi yang sangat menyeluruh.

Masa Bayi Neonatal Periode Yang Berbahaya

Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya, karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda.
Secara psikologi, masa bayi merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarrti bagi bayi.

Penyesuaian Bayi Neonatal
Perubahan suhu
Didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100°F, sedangkan dirumah sakit atau diumah berkisar 60°sampai 70°F.

Bernapas
Kalau tali pusar diputus, bayi mulai harus bernapas sendiri. Menghisap dan menelan. Sekarang bayi harus memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan menelan, tidak lagi memeperolehnya melalui tali pusar. Refleksi-refleksi ini belum berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi seringkali tidak cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badanya menurun.

Pembuangan
Alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan, sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusar. Indikasi kesulitan penyeseuaian terhadap kehidupan pascanatal.

Berkurang berat badan
Karena adanya kesulitan untuk menghisap dan menelan, bayi yang baru lahir biasanyamengalami penurunan berat badan dalam minggu pertama.

Perilaku Yang Tidak Teratur
Pada hari pertama atu kedua hidup pascanatal, semua bayi menunjukkan perilaku yang relative tidak teratu, seperti ketidak teraturan dalam bernapas, sering kencing dan berak, berdesah dan muntah. Hal ini sebagian disebabakan karena adanya tekanan pada otak selama persalinan yang mengakibatkan keadaan pingsan dan sebagian karena keadaan susunan saraf otonom yang kurang berkembang yang mengendalikan keseimbangan tubuh.

Kematian Bayi
Bahkan hingga sekarang ini, tingkatan kematian bayi selama dua hari pertama pascanatal cenderung tinggi. Kematian itu disebabkan banyak factor yang berbeda.

Jenis-jenis Persalinan
Alamiah Atau Spontan
Dalam persalinan alamiah, posisi dan besarnya janin dalam hubungannya dengan alat-alat reprodukasi ibu mempermudah bayi lahir, secara normal, dengan posisi kepala dibawah.

Sungsang
Dalam persalinan sungsang, bokong keluar lebih dulu disusul oleh kaki dan akhirnya baru kepala.

Melintang
Posisi janin melintang dalam rahim ibu. Dalam hal ini harus dipergunakan alat-alat untuk persalinan kecuali kalau posisi janin dapat berubah sebelum proses kelahiran mulai.

Alat
Kalau janin terlampau besar sehingga tidak dapat keluar secara spontan atau kalau posisi sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan persalinan normal, harus dipergunakan alat untuk membantu persalinan.

Lamanya Periode Kehamilan
Kondisi keempat yang mempengaruhi penyesuaian bai pada pascanatal adalah panjangnya periode kehamilan. Sedikit sekali bayi dilahirkan tepat 280 hari setelah terjadi pembuahan. Mereka yang dilahirkan sebelum waktunya dikenal sebagai bayi-bayi premature dirumah sakit sering disebut sebagai preemies sedangkan yang lahir terlambat dikenal sebagai postmatur, atau bayi postterm.

Beberapa tanggapan yang umum yang tampak selama periode neonatal berupa penglihatan yang menatap pada cahaya, gerakan mata yang spontan,cucuran air mata. Tanggapan yang berhubungan dengan makan seperto gerak lidah, pipi, dan bibir,menghisap jari, menguap, tersedak, gerakan mulut yang berirama, mengerutkan kening dan alis, menggerakkan tubuh, menghentakan tubuh, gerakan tangan dan lengan, menendang-nendang, gerakan tungkai dan kaki. Semua gerakan ini tidak terkoordinasi, tidak terumu dan tan tiadak bertujuan. Gerakan ini merupakan dasar bagi perkembangan gerakan sangat terkoordinasi dan terampil sebagai proses belajar.

Vokalisasi Bayi
Vokalisasi bayi neonatal dapat diabgi dalam 2 kategori yaitu suara tangis dan suara yang eksplosit. Selama masa neonatal dan bulan pertama dari masa bayi, tangis merupakan bentuk suara yang menonjol. Suara eksplosit adalah jenis suara yang lebih penting karena akhirnya mengembangakan kemampuan berbicara.
Menangis dimilai pada saat lahir atau segera sesudah dilahirkan kadang dalam pesalinan yang panjang dan sulit. Janin akan menangis sekalipun masih berada didalam uterus. Menangis sebelum dilahirkan jarang terjadi dan berbahaya, karena selalu ada kemungkinan janin akan tersumbat oleh cairan didalam rahim.
Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleksi murni yang terjadi ketika udara masuk kedalam tali suara yang menyebabkan tali suara bergerak dan tujuannya untuk memompa paru-paru sehingga pernapasan dan memeberikan oksigen yang cukup untuk darah.
Ostwald dan Pehzman melaporkan bahwa 4 suara permulaan bayi dipengaruhi oleh jenis obat bius yang diberikan kepada ibunya dan tepatnya tali pusar menjepit setelah dilahirkan. Dan ada beberapa macam tangisan bayi secara terbata dapat diketahui apa yang dikehendaki bayi.

Ostwald Menguraikan Nilai Social dan Tangisan Bayi

Tangisan bayi merupakan perilaku dari ketergantungan total pada satu makhluk yaitu ibu yang hamil pada kemungkinan berkomunikasi dengan sekelompok manusia didalam lingkungan kelangsungan hidup manusia sampai tingkat tertentu bergantung pada kewajaran keluarnya bayi dan tanggapan ibu yang tepat terhadap tangisan bayi.
Semakin keras tangisnya semakin meluas aktifitasnya dan merupakan petunjuk bahwa bayi membutuhkan perhatian jadi hal itu merupakan bentuk bahasa.
Suara eksplosit bayi neonatal kadang mengeluarkan suara eksplosit seperti napas yang berat. Suara merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan kalau otot-otot suara mengerut. Biasanya bunyi-bunyi itu disebut dekatan, degukan atau dengkuran. Bunyi-bunyi ini diperkuat dan berkembang menjadi ocehan yang selanjutnya berkembang menjadi bicara.

Kepekaan
Kriteria terbaik yang dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya kemampuan sensorik adalah reaksi adalah reaksi motorikterhadap rangsangan sensorik yang biasanya terjadi bila alat-alat sensorik dirangsang. Akan tetapi, seringkali sulit menentukan apakah reaksi motorik itu terjadi karena rangsangan atau bagian dari aktifitas menyeluruh yang umum. Tidak adanya reaksi juga tidak harus berarti tidak adanya kepekaan itu hanya berarti rangsangan yang dipergunakan terlampau lemah untuk dapat membangkitkan reaksi intensitas dari rangsangan sangat mempengaruhi reaktivitas bayi pada berbagai rangsang sensorik.

Kesadaran
Menurut James, kesadaran lebih menyerupai kebingungan yang berkembangan dan mendengung. Semua bayi mengalami semacam kekacauan pada hari-hari pertama dan kedua setelah dilahirkan. Ini berati bahwa mereka tidak sepenuhnya menyadari tentanfg apa yang terjadi disekitarnya. Lambat laun setelah kegoncangan kelahiran mereka dan alat-alat indera mulai berfungsilebih baik, mereka lebih sadar akan dunia sekitarnya.
Bayi premature memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri pada bayi yang cukup umur yang mengalami kesulitan dalam kelahiran. Akibatnya mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menyadarinya apa yang terjadi disekitar mereka.

Kemampuan Belajar
Untuk belajar, individu harus menyadari apa yang diharapkan harus dilakukan. Lagipula otak dan saraf harus cukup berkembang untuk memungkinkan proses belajar. Kondisi demikian belum terdapat pada bayi neonatal terutama dalam sehari-hari pertama dari kehidupan pascanatal. Bayi neonatal seringkali tidak mampu melakukan bentuk belajar yang sangat sederhana biasanya atau belajar melalui asosiasi. Kecuali sitiasi makan, reaksi yang berupa kebiasaan sulit diperoleh.

Emosi Bayi Neonatal
Reaksi emisional hanya dapat diuraikan sebagai keadaan menyenangkan dan tidak menynangkan. Yang pertama ditandai oleh tubuh yang tenang dan yang kedua ditandai oleh tubuh yang tegang.
Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak adanya tingkatan reaksi yang menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda.

Permulaan Kepribadian
Anak-anak dilahirkan dengan perbedaan sifat yang karateristik yang tercermin dalam tingkat aktivitas dan kepekaan.. Dari perbedaan ini akan berkembang pola kepribadian individual.
Thomas dkk mengatakan pentingnya hubungan timbal balik antara matangnya sifat-sifat turunan dari pengalaman dalam perkembang kepribadian, jadi kalau kedua efek selaras, dapat diharapkan perkembangan anak yang sehat, kalau tidak serasi hamper selalu dapat dipastikan timbulnya perilaku yang mengundang masalah.
Misalnya lingkungan prenatal yang terganggu karena ibu menderita sakit keras atau mengalami tekanan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan perubahan pada pola perilaku bayi neonatal. Gangguan seperti ini sangat penting terutama kalau terjadi pada bagian akhir kehidupan intrautering dapat menyebabkan keadaan hiperaktif dan sifat cepat pada bayi.
Bukti yang menunjukkan bahwa trauma kelahiran atau goncangan psikologi yang terjadi pada saat bayidipisahkan dari ibunya, dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada kepribadian sepertiapa yang dikatakan oleh Rank, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah kelahiran tidak dapat mengadakan peyesuaian diri pada kehidupan pascanatal sebaik bayi yang tetap tinggal bersama ibunya.
Periode bayi neonatal merupakan salah satu dari periode yang paling berbahaya dalam rentang kehidupan. Bahaya dalam periode ini mungkin fisik, psikologis, atau kedua-duanya dan dapat mempengaruhi penyesuaian diri saat ini dan masa depan. Secara psikologis masa terhentinya perkembangan berbahaya karena dapat menybabkan orangtua menjadi cemas dan takut tentang perkembangan anak, perasaan-perasaan yang dapat tetap ada dan mengakibatkan sikap yang sangat melindungi ditahun-tahun kemudian.

Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik dapat bersifat sementara. Lingkungan prenatal yang tidak baik. Sebagai akibat kondisi lingkungan yang tidak baik, bayi akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dengan kehidupan pascanatal. Ibu yang terlampau banyak merokok, misalnya dapat mempengaruhi perkembangan janin. Faktor penting lain yang menyababkan bayi menjadi tegang dan gelisah adalah tekan berat yang dialami ibu dalam waktu yang lama.

Persalinan Yang Sulit dan Ruwet
Persalinan yang sulit atau ruwet seringkali mengakibatkan kerusakan otak sementara atau seterusnya. Kalau persalinan harus menggunakan alat-alat, misalinya bila janin terlambat besar sehingga harus dibantu untuk turun ke dalam saluran persalinan atau letak bayi sungsang tau melintang, selalu terdapat kemungkinan terjadinay kerusakan otak sebagai akibatnya penggunaan alat.
Pembedahan Caesar atau kelahiran yang dipercepat dapat menyebabkan anoxia, hilangnya oksigen untuk otak yang bersifat sementara . Kalau anoxia sangat hebat maka kerusakan otak akan jauh lebih besar daripada kalau anoxia hanya berlangsung beberapa detik. Semakin ruwet persalinan dan semakin banyak kerusakan pada jaringan otak, maka efeknya pada penyusuaian diri bayi dan kehidupan pascanatal akan semakin besar. Efek kerusakan otak sangat penting tampak dalam perilaku yang tidak terkoordinasi, hiperaktivitas kesulitan belajar dalam masalah emisional.
Kelahiran kembar bayi kembar biasanya lebih kecil dan lebih lemah daripada bayi tunggal. Karena keaadaan penuh sesak dalam periode prenatal menghambat gerakan janin. Bayi ini cenderung lahir sebelum waktunya dan menambah permasalahan dalam penyesuaian diri,
Posmatur kelahiran posmatur berbahaya hanya apabila janin menjadi begitu besar sehingga memerlukan penggunaan alat Bantu atau pembedahan, dimana blebih disebabkan karena kondisi yang berakitan dengan persalinan dan tidak semata-mata karena keadaan lewat umur.
Prematur keadaan belum cukup umur menyebabkan lebih banyak keamtian daripada kondisi lain. Bayi premature juga mudah mengalami kerusakan otak karena yengkorak kepala belum cukup berkembang untuk melindungi otak dari tekanan-tekanan yang dialami selam persalinan. Masalah umum lainnya adalah anoxia karena mekanisme pernapasan balum sepenuhnya berkembang, masalah yang harus dihadapi oleh semua bayi neonatal terdapat lebih banyak pada bayi premature.
Beberapa merupakan akibat langsung dari kenyataan bahwa otak dan susunan saraf belum mempunyai waktu untuk berkembang seutuhnya dan akibat lain disebabkan oleh gangguan neurologist karena luka-luka pada persalinan dan anoxia yang banyak terjadi pada bayi premature. Akibat lainnya lagi secara tidak langsung timbul karena sikap yang kurang menyenanakan dari orang yang berarti dalam kehidupan bayi.
Beberapa kematian disebabkan karena kondisi yang merusak lingkungan prenatal sehingga mengganggu perkembangan normal. Beberapa disebabkan kerusakkan otak, anoxia atau banyaknya pengobatan pada ibu selama persalinan. Beberapa lagi tetapi dapat menyebabkan pneumonia, misalnya atau pengati air susu ibu dapat menyebabkan mencret ataupun gangguan-gangguan pencernaan lain.

Bahaya Psikologi
Meskipun bahaya psikologi tidak terlalu banyak mempengaruhi penyesuaian diri bayi pada kehidupan pascanatal dibandingkan dengan bahaya fisik, bagaimanapun juga bahaya-bahaya psikologi cukup penting karena efek jangka panjang yang tidak lama masa bai neonatal dapat menimbulkan masalah dalam penyesuaian diri individual sepanjang hidup. Kepercayaan tradisional mengenai kelahiran salah satu kepercayaan trdisional mengenai kelahiran yang memperoleh perhatian ilmiah adalah efek pada waktu lahir terhadap perkembangan anak masa mendatang.
Bayi yang dilahirkan dalam jangja waktu setahun setelah dilahirkan saudaranya cenderung mengalami lingkungan prenatal yang kurang baik daripada kalau waktu antara dua kelahiran lebih panjang. Kematian bayi tidak diragukan lagi bahaya fisik yang paling berat adalah kematian bayi. Waktu yang paling kritis adalah hari kelahiran.
Ketidakberdayaan beberapa orangtua ketidakberdayaan bayi neonatal menarik perhatian sedangkan bagi kebanyakan orang tua hal ini menakutkan. Selama bayi berada dirumah sakit dan dibawah perawatan para dokter serta perawatan orangtua tidak melampau khawatir tentang ketidakberdayaan. Tetapi bila bayi sudah dibawa pulang dan orangtua bertanggungjawab atas perawatannya.
Kelambatan perkembangan beberapa bayi mengalami kelambatan perkembangan selama periode neonatal. Bayi cenderung menunjukkan kelambatan perkembangan adalah bayi premature atau bayi yang terluka pada waktu dilahirkan. Bahkan bayi yang sehat yang cukup umur dapat mengalami kelambatan perkembangan kalau menderita sakit kalau air susu ibu tidak cukup dan formula penggati susu ibu tidak mencukupi kebutuhan bayi. Terbentuknya perkembangan meskipun terhentinya perkembangan sebera setelah lahir itu normal namun orangtua tidak menyadari hal ini, terlebih yang baru pertama kali mengalaminya. Masa terhentiperkembangan berlangsungselama beberapa hari, kegelisahan orangtua mereka dan mereka yakin bahwa segala sesuatunya yang baik. Tetapiseringkali menimbulkan hambatan psikologi tiga diantaranya umum terjadi dan serius. Pertama hal ini membuat orangtua merasa yakin bahwa byinya lembut dan akibatnya harus diperhatikan dan lebih hati-hati dalam perwatannya. Mendorong sikap sangat melindungi seringkali menjadi kebiasaan kedua hal inimelemahkan kepercayaan orangtua tentang kemampuan mereka untuk memikul perwatan bayi setelah meninggalkan rumah sakit. Dan ketiga orangtua merasa bahwa mereka harus sangat hati-hati dalam merawat bayi untuk mencegah bertambah banyaknya penurunan berat badan atau kegagalan penambah berat badan. Akibatnya mereka mengurangi salah satu unsure bagi perkembangan yaitu rangsangan pada tubuh.Kurangnya rangsangan. Semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kalau bayi neonatal diharapkan berkembang sebagaimana mestinya diperlukan rangsangan diperbagai bagian tubuh dan alat-alt indera. Disamping itu semakin banyak bukti yanga menunjukkan bahwa bayii yang diajak berbicaradan diberi objek-objek yang bergerak untuk dilihat dapat mengatasi beberapa kelambatan perkembangan dalam penglihatan dan pendengaran.
Kemurungan orang tua baru. Pada ibu-ibu baru keadaan sedih sebagian disebabkan hal-hal fisik dan sebagian sebab-sebab psikologi. Perubahankelenjara yang menyertai kehamilan dan persalinan, kelelahan dalam melahirkan dan kondisi lemah yang terus berlangsung setelah persalinan yang normal, kesemuanya menimbulkan kesedihan bagi ibu. Bagi kebanyakan ayah kemurungan orangtua lebih merupakan gejala psikologis dariada fisiologis. Kemurungan orangtua baru dapat merusak penyesuaian diri bayi pada kehidupan pascanatal.Bayi yang baru merasakan ketegangan orangtua halini membuatnya gelisah dan membuatnya menangis.
Terdapat sejumlah alas an lain bagi perkembangan sikap yang kurang alas an bagi berkembang sikap yang kurang menyenangkan terhadap bayi. Kekecewaan mengenai jenis kelamin bayi dan penampilannya
Sikap ibu sangatlahpenting karena secara langsung mempengaruhi perawatan bayi. Moss mengatakan lamanya bayi terjaga dan menangis merupakan suatu kekuatan yanga mengubah cara perawatan ibu karena keadaan juga dan menangis cenderung memerlukan lebih banyak pengawasan dan hubungan dengan ibu. Sikap ayah, saudara-saudara kandung, nenek dan keluarga bukan karena adanya pengruh yang langsung melainkan karena sikap itu cenderung menetap sampai setelah periode bayi baru lahir ketika hubungna dengan anak meningkat. Nama Hartman dkk menekankan pentingnya nama yang diberikan pada bayi. Nama bayi seperti bentuk tubuhbya umunya merupakan masalah yang sudah ditetapkan ketika ia menghirup napas untuk pertama kalinya dan kepribadiannya dimasa depan harus tumbuh didalam bayangannya. Seorang anak laki-laki yang kuat dan gagah harus hidupdalam dunia yang berbeda dengan dunia temannya yang lemah dan laki-laki yang mempunyai nama yang unik atau wanita dalam pertumbuhan akan mempunyai pengalaman dan perasaan yang tidak dialami oleh John atau William. Kita mengaharapkan pengalaman masa kanak-kanak tercermin dalam kepribadian kelak. Karena nama bayi dapat menimbulkan gangguan psikologi benarlah apa yang dikatakan oleh Allen, dkk. Bahwa Pemilihan nama yang kurang cermat dapat menimbulkan rasa malu bahkan perasaan kurang berbahagia Mr. David dan Harari memperingatkan orangtia sebaiknya berpikir dua kali sebelum menamakan anaknya Greataunt Suphronia. .
Pertanyaan-pertanyaan

1.Apa yang menyebabkan bayi itu di sebut bayi kuning?
Bayi di sebut bayi kuning karena bayi tidak bisa menyesuaikan diri dari panasnya suhu lingkungan yang baru.Ketika dalam rahim suhunya 100˚F sedangkan ketika di lahirkan suhu di luar rahim sekitar 60˚-70˚F.Bayi ketika dalam kandungan tidak bernapas jadi sel darah merahnya sewaktu di kandungan banyak sekali,begitu lahir dan bernapas sel darah merahnya hancur.Penghancuran ini membentuk zat yang namanya bilirubin.Seharusnya bilirubin di buang oleh hati kedalam empedu lalu ke usus tetapi karena organ hati belum matang dan fungsinya belum bagus maka pembuangan bilirubin dari darah ke usus belum lancar.Akibatnya bilirubin dalam darah menumpuk.
Bilirubin ada 2 macam; yang larut dalam air dan tak larut dalam air.Pda bayi bilirubinyaterutama tidak larut dalam air.Sementara kadar kuningnya di bedakan antara normal dan tidak, jadi kadar kuningna ada yang rendah dan tinggi.yang tinggi itulah yang bisa menimbulkan masalah pada bayi.
2. Mengapa masa neonatal di sebut masa berbahaya?
Karena masa neonatal adalah masa bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar rahim.Kebanyakan bayi yang baru lahir sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru terutama bayi laki-laki.Ketika bayi dalam rahim bernapas,makan dan minum melalui tali pusar dengan suhu 100˚F.Namun ketika bayi lahir harus bernapas makan dan minun sendiri dengan cara menghisap dan menelan,dengan suhu berkisar 60˚-70˚F.

3. Mengapa bayi laki-laki mempunyai kemungkinan kematian lebih besar di bandingkan dengan bayi perempuan?
Karena perlakuan orang tua terhadap bayi laki-laki yang masih dalam masa penyesuaian diri dari lingkungan dianggap lebih kuat dari perempuan,sehingga banyak orang tua yang kurang memperhatikan bayi laki-laki pada masa penyesuaian diri.Padahal masa neonatal itu adalah masa berbahaya.

4. Mengapa prilaku bayi neonatal lebih cenderung akan mengecewakan?
a. Karena bayi yang baru menyesuaikan diri itu banyak ulah atau rewel
b. Karena penyesuaian yang baik pada bayi banyak penyebabnya.seperti lingkungan pranatal yang di alami bayi itu sehat maka akan memberi penyesuaian yang baik atau sebaliknya.

5. Apa yang menyebabkan bayi sungsang?
- Bobot bayi relatif rendah,hal ini yang mengakibatkan bayoi bebas bergerak.Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan berat janin bayi makin membesar sehingga tidak bebas lagi bergerak.Pada usia tersebut umumnya janin sudah menetap pada satu posisi.kalau posisinya salah maka di sebut sungsang.
- Rahim yang sangat elastis.Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa akan sebelumnya sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga mingggu ke-37 dan seterusnya.
- Hamil kembar.Adanya lebihg dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat.Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman sehingga ada kemungkina bagi tubuh yang lebih besar yakni bokong berada di bagian bawah rahim.
- Hidramnion atau kembar air.Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
- Hidrosefalus.Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairanmembuat bayi mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim.
- Plasenta previa.Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim.Akibatnya janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.
- Panggul sempit .Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
- Kelainan bawaan.Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.

6. Apakah ada bahayanya apabila melahirkan di air?
Tidak ada bahaya bagi ibu yang melahirkan di air.Menurut dr.T.Otamar ,SpOg;Saat melahirkan dalam air rasa nyeri akan berkurangketimbang saat melahirkan di atas ranjang karena sirkulasi darah utterus lebih baik sehingga sang ibu yang akan melahirkan merasa lebih releks.
Di rahim bayi tiak brnapas sepertibayi yang ada di darat.karrena prostaglandinnyamasih tinggi sehingga otot diafragma belum berfungsi .Untuk itu tidak jadi masalah bagi bayi yang baru lahir meluncur di dalam air asalkan begitu lahir langsung diambil.
Tetapi metode ini Waterbirth ini perlu dipertimbangkan bagi sang ibu yanng kondisinya tidak memungkinkan untuk memakai metode ini seperti ibu yang memilliki kondisi preeklamasia karena virus herpes tidak mati di dalam air hangat sehingga dapat menular pada bayi.
Keuntungan melahirkan di dalam air yaitusi bayi tidak akan mengalamishock saat dari tubuh ibu karena bayi akan merasa seperti masih berenang-berenag di air ketuban.selain itu gesekan bayi dengan jalan lahir bisa di minimalisir.Guncangan pada kepala bayi yang bisa menggangu sistem syaraf bisa di minimalkan.
Kelebihan ;
-Rasa nyeri saat melahirkan berkurang dibandingkan dengan melahirkan di atas tempat tidur dan proses persalinan akan lebih cepat ketimbang melahirkan di darat.Tidak sakit karena adanya relaksasi terhadap seluruh otot tubuh karena berendam dalam air hangat yang steril yang telah di atur dalam suhu 34 derajat celcius,saat tubuh sang ibu merasa lebih rileks sehingga tubuh ibu akan mengeluarkan hormon endorphin untuk mengurangi rasa nyeri.
-Perineum menjadi lebih elastis dan relaks,robekan/episiotomi dapat di hindarkan
-Ketika proses persalinan sang ibu dapat mengubah-ubah posisi sesuai keinginan
-Memberikan manfaat bagi bayi;karena otot lebih rileks,panggung lebih terbuka lebar sehingga bayi keluar lebih lancar.
-Air kolam yang hangat membuat bayai berasa masih dalam air ketuban.
Kekurangan
-Rasa nyaman pada sang ibu saat berendam di dalam air membuat sang ibu malas untuk mengejan.

7. Bayi di bedong itu baik atau tidak?
Bayi di bedong itu kurang baik karena seharusnya bayi itu tidak di bedong agar si bayi dapat menggerakan tubuhnya dengan bebas sehingga tidak menghalangi pertumbuhannya,seperti bebas memainkan jari tangannya.

By Lydia, Ratna, Kiki & Dinillah