Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan
penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi,
yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran
prematur, dan kematian neonatal dan prenatal. Padahal, usaha perbaikan status
gizi ibu hamil telah banyak dilakukan di berbagai negara..
Pengaruh suplementasi multi gizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi
makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai
indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang
menentukan outcome kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH).
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan
indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH
yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya
IMT ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran
prematur, dan komplikasi pada saat melahirkan.
Hal ini disampaikan Helwiah Umniyati, mahasiswa program doktor, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dalam promosi gelar doktor
dengan judul disertasi Pengaruh Suplementasi Multi Gizi Mikro Terhadap
Penambahan Berat Badan Hamil: Sebuah Studi Prospektif di Lombok yang digelar di
Ruang Promosi Doktor, Gedung G, Lantai I, FKM UI, Depok, Rabu ( 7/01).
PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan (seperti
hipertensi, diabetes, dan pre-eklampsia), komplikasi waktu melahirkan, dan
makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan
asupan gizi sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang
dianjurkan di negara berkembang adalah 12,5 kilogram.
Penambahan zat gizi, pada umumnya ditujukan untuk memperbaiki status gizi ibu
hamil, karena status gizi merupakan penyebab utama berbagai masalah kesehatan
yang serius pada ibu dan bayi, seperti berat bayi lahir rendah, prematur, serta
kematian neonatal dan prenatal.
Zat Gizi Mikro
Status gizi mikro ibu hamil merupakan awal mula berbagai masalah kehamilan.
Defisiensi zat gizi mikro memberikan dampak buruk pada ibu. Defisiensi zat besi
mengakibatkan anemia yang bisa meningkatkan risiko kematian pada ibu akibat
pendarahan setelah melahirkan. Defisiensi asam folat menyebabkan gangguan
hematologi, komplikasi kehamilan, dan malformasi kongenital. Defisiensi yodium
dapat berakibat kehilangan kehamilan, defisiensi vitamin A mengakibatkan rabun
senja dan peningkatan risiko kematian ibu.
Sedangkan, defisiensi zinc dihubungkan dengan komplikasi kehamilan dan
melahirkan, seperti pre-eklampsia, retardasi pertumbuhan, gangguan perkembangan
immunologi pada janin.
Studi mengenai suplementasi zat gizi mikro, sebagian besar ditujukan untuk
perbaikan status gizi mikro ibu hamil, meningkatkan BBLR, dan menurunkan angka
kematian neonatal dan bayi. Namun, studi pengaruh suplementasi gizi mikro untuk
perbaikan gizi makro ibu hamil masih sangat sedikit. Bahkan, di Indonesia belum
ada.
Penggunaan Fe-folat untuk suplementasi selama kehamilan tidak perlu diganti
dengan MGM, karena pengaruh Fe-folat terhadap PBBH sama baiknya dengan MGM
dalam meningkatkan berat badan ibu hamil. Selain itu, tidak ada perbedaan PBBH
yang bermakna antara ibu yang mengonsumsi MGM dan ibu yang mengonsumsi
Fe-folat, termasuk pengaruh suplementasi terhadap PBBH.
Sebagian besar ibu yang mempunyai BBpH rendah dan PBBH yang tidak adekuat dapat
berdampak negatif terhadap pertumbuhan janin. BBpH dan PBBH adalah dua faktor
utama yang memengaruhi terjadinya BBLR. Dampak terhadap janin akan bersifat
serius dan permanen (irreversible) sehingga sangat penting untuk
memprioritaskan perbaikan status gizi pada kelompok ibu hamil dan calon ibu
hamil.
Penelitian lanjutan mengenai PBBH dengan menggunakan variable yang lebih
lengkap, seperti menentukan berat badan ibu sebelum hamil, pengukuran berkala
berat badan ibu selama kehamilan, serta penentuan asupan makanan selama
kehamilan.
Penelitian yang dilakukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menggunakan
data sekunder dari Supplementation with Multiple Micronutrients Intervention
Trial (SUMMIT), yaitu studi double blind controlled trial pada ibu hamil.
Dalam mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji dengan promotor guru
besar tetap ilmu biostatistik dan kependudukan FKM UI Prof dr Budi Utomo MPH
Phd itu, Promovendus Helwiah Umniyati dinyatakan lulus dengan predikat sangat
memuaskan. [Ignatius Sigit Widya]
Selasa, 29 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar