MAKALAH MATA KULIAH JATIDIRI UNSOED
WAWASAN KEBANGSAAN
NASIONALISME DALAM 3 STANZA
my university
Disusun Oleh:
Ade Akhyar Nurdin
HIF007016
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2007
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka dengan rahmat dan karunia-Nya tersusunlah makalah ini, atas usaha penyusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Jatidiri Unsoed Drs. Slamet Santoso SP., MS .
Oleh karena itu, guna memenuhi tugas yang diberikan, penyusun mengemukakan judul makalah : ”Nasionalisme dalam 3 Stanza“.
Namun demikian, di dalam penulisan makalah ini secara jujur penyusun mengakui masih adanya kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan penyusun atau masih dangkalnya ilmu pengetahuan yang penyusun miliki. Maka kepada para pembaca sudilah kiranya memaklumi, disamping itu pula penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Atas selesainya makalah ini, penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun sehingga penyusunan makalah ini dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Akhirnya penyusun berharap semoga dengan tersusunnya makalah yang masih sederhana ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca yang budiman dalam upaya peningkatan dan penambah wawasan kebangsaan dan nasionalisme kita pada lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Purwokerto, 12 Oktober 2007
Hormat saya,
Penulis
RINGKASAN ( ABSTRAK )
Nasionalisme merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Kondisi nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas dan ketangguhan bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman.
Dengan Nasionalisme yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Dari Nasionalisme akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme.
Indonesia Raya adalah sebuah lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman yang pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam sebuah acara yang dinamakan sumpah pemuda yang dijadikan sebuah lagu kebangsaan Negara Indonesia. Lagu Indonesia Raya yang merupakan lagu kebangsaan bangsa Indonesia saat ini dipertanyakan keasliannya. Apakah benar lagu tersebut merupakan karangan dari Wage Rudolf Supratman seperti yang selama ini kita kenal. Adalah seorang Roy Suryo, seorang yang katanya pakar telematika yang kerap mengungkap kasus selebritis tanah air, mengungkapkan pada media bahwa telah ditemukan arsip lagu Indonesia Raya versi 3 stanza. Menurut Roy, lagu tersebut ditemukan di sebuah server sebuah universitas di Belanda bersama dengan Tim Air Putih. Tim Air Putih adalah sebuah LSM yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.
Menurut Roy, dirinya juga mendapatkan cukup bukti bahwa lagu 3 stanza ini adalah versi asli dari Indonesia Raya. Bahkan di sejumlah dokumen antara 1928-1945 membuktikan bahwa lagu 3 stanza ini pernah digunakan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Perumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kiranya perlu dikemukakan adanya rumusan masalah agar nantinya dapat menjadi pedoman untuk mencapai sasaran.
Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan oleh penyusun adalah sebagai berikut:
“masih ‘sakti’kah lagu kebangsaan kita (Indonesia Raya) guna mempertahankan nasionalisme di Bumi Indonesia?”.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Secara teoritis, guna memenuhi tugas Mata Kuliah Jatidiri Unsoed.
2. Untuk meningkatkan rasa nasionalisme yang semakin memudar dengan mengkaji lagu kebangsaan Indonesia Raya
C. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa bisa mengingat kembali lagu kebangsaan Negara Indonesia
2. Mahasiswa mengetahui arti penting sebuah nasionalisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Mahasiswa bisa mengenal lebih jauh lagu kebangsaan Indonesia Raya
4. Mahasiswa mengetahui nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam lagu Indonesia Raya
5. Mahasiswa mampu menemukan titik permasalahan yang timbul menyusul ditemukanya lagu Indesia Raya versi 3 stanza
D. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai wawasan kebangsaan yang berhubungan dengan nasionalisme yang terkandung dalam Indonesia Raya, pentingnya memiliki wawasan kebangsaan, pengaruh lagu Indonesia Raya dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping itu, makalah ini juga membahas tentang upaya untuk mempertahanan nasionalisme di Indonesia.
BAB II
METODE PENULISAN
A. Objek Penulisan
Obyek penulisan mencakup perkembangan, peranan, dan keadaan yang sekarang sedang berlangsung mengenai nasionalisme dan lagu kebangsaan Indonesia Raya versi 3 stanza.
B. Dasar Pemilihan Objek
Indonesia Raya merupakan lagu yang teramat keramat bagi seluruh rakyat indonesia. Semua masyarakat Indonesia wajib megetahui, hafal, dan menghormati lagu kebangsaan ini.
Namun, dinamis searah perkembangan globalisasi dunia, Indonesia sudah mulai kehilangan jati sebagai bangsa Indonesia. Sedikit demi-sedikit rasa nasionalisme mulai terkikis oleh perubahan yang datang dari luar Lagu kebangsaaan Indonesia raya sendiri mulai dilupakan. Ditambah kontroversi yang muncul akibat ditemukanya lagu Indonesia Raya versi 3 stanza. Maka sejauh inilah pemilihan objek penulisan .
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu dengan tema wawasan kebangsaan. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai wawasan kebangsaan terutama yang mengkaji nasionalisme dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
D. Metode Analisis
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
A. PEMBAHASAN
a. Nasionalisme
Pengertian nasionalisme, merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Kondisi nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas dan ketangguhan bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman. Sebagai contoh, kita lihat beberapa negara dunia ketiga atau negara berkembang yang terkena sanksi embargo dari Dewan Keamanan PBB, nyatanya mereka sampai sekarang masih tetap bertahan dan mampu hidup, karena bangsa tersebut memiliki nasionalisme yang mantap.
Berbicara Nasionalisme, kita tidak boleh lepas dari sejarah bangsa, antara lain Peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya dan Peristiwa 15 Desember 1945 di Ambarawa, dimana Nasionalisme diwujudkan dalam semboyan “Merdeka atau Mati”. Nasionalisme merupakan motivasi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila sebagai dasar negaranya.
Dengan Nasionalisme yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Dari Nasionalisme akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Ketiga hal tersebut satu sama lain berkaitan dan saling mempengaruhi.
b. Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah sebuah lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman yang pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam sebuah acara yang dinamakan sumpah pemuda yang dijadikan sebuah lagu kebangsaan Negara Indonesia.
Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Mungkin, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jonkheer de Graeff ketika itu mengatakan, “Untuk apa ada lagu kebangsaan bagi sebuah bangsa yang toh tidak ada?”
Belanda, yang gentar dengan konsep kebangsaan Indonesia, dan dengan bersenjatakan politik divide et impera, lebih suka menyebut bangsa Jawa, bangsa Sunda, atau bangsa Sumatera, melarang penggunaan kata “Merdeka, Merdeka!”
Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ikuti lagu itu dengan mengucapkan “Mulia, Mulia!”, bukan “Merdeka, Merdeka!” pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan.
Indonesia Raya, dari susunan liriknya, merupakan soneta-atau sajak 14 baris yang terdiri dari satu oktaf (atau dua kuatren) dan satu sekstet. Penggunaan bentuk ini dilihat sebagai “mendahului zaman” (avant garde), meskipun soneta sendiri sudah populer di Eropa semenjak era Renaisans. Rupanya penggunaan soneta tersebut mengilhami karena lima tahun setelah Indonesia Raya dikumandangkan, para seniman Angkatan Pujangga Baru mulai banyak menggunakan soneta sebagai bentuk ekspresi puitis.
Lirik Indonesia Raya merupakan seloka atau pantun berangkai, menyerupai cara empu Walmiki ketika menulis epik Ramayana. Dengan kekuatan liriknya itulah Indonesia Raya segera menjadi seloka sakti pemersatu bangsa, dan dengan semakin dilarang oleh Belanda, semakin kuatlah ia menjadi penyemangat dan perekat bangsa Indonesia.
c. Nasionalisme yang semakin memudar
Kurangnya nasionalisme dan hilangnya spirit kemerdekaan di kalangan generasi penerus bangsa saat ini ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terhadap keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.
Berbagai pengaruh globalisasi dan informasi dan kurangnya pendidikan fisik terutama di bidang kesejarahan seakan menjadi ancaman serius bagi generasi muda dalam memaknai dan menggelorakan semangat kemerdekaan di dalam jiwa mereka. Sejarahwan Unand, DR Gusti Asnan mengatakan penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat.
Mereka seakan larut dalam euforia untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa melihat bagaimana fenomena yang terjadi di negara kita saat ini, pengaruh kemiskinan yang sekaligus berimbas kepada kebodohan bangsa belum menjadi perhatian serius dari generasi tua atau para elite-elite politik bangsa ini. Gusti juga mengungkapkan pengaruh perkembangan informasi dan era globalisasi yang mulai merebak di negara kita juga menjadi momok yang sangat menakutkan bagi generasi muda. Mereka sudah mulai meninggalkan kebudayaan asli Indonesia dan itu diperkuat lagi dengan semangat globalisasi yang begitu kental dan digelorakan oleh pihak luar. Generasi muda seakan telah meninggalkan ciri khas kebangsaan dan mulai terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang mulai menunjukkan taji-nya dan sekaligus telah menguasai seluruh aspek kehidupan di negara kita.
d. Indonesia Raya versi 3 stanza ditengah runtuhnya nasionalisme
Akhir-akhir ini kita dihangatkan oleh berita penemuan rekaman asli lagu Indonesia Raya oleh Roy Suryo Notodiprojo, pakar telematika yang menjelajahi perpustakaan Leiden, Belanda, bersama Heru Nugroho dan Tim Air Putih.
Yang membuat kita heran sekaligus senang, ternyata rekaman dalam dalam bentuk film selluloid itu berbeda dengan lagu Indonesia Raya yang kita lantunkan di setiap perayaan kemerdekaan dan upacara lainnya. Durasinya lebih panjang, yaitu tiga stanza bukan hanya satu stanza yang selama ini kita nyanyikan.
Tampaknya hal ini menjadi kado istimewa bagi peringatan HUT RI ke-62 setelah sekian lama kita hanya menyanyikan dokumen versi saduran dari gubahan Wage Rudolf Supratman. Sehingga tekad untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya versi asli pada upacara HUT Proklamasi itu pun mendapatkan dukungan beberapa pihak.
Namun apalah arti kado istimewa itu jika kini masyarakat justru kehilangan rasa kebanggaan terhadap bangsa ini. Penemuan lagu kebangsaan versi asli itu tidak bisa memberikan garansi bangkitnya kembali nasionalisme yang telah runtuh di tengah-tengah carut-marutnya keadaan bangsa.
Tentunya tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa nasionalisme bangsa Indonesia sedikit demi sedikit mulai runtuh. Sebab masih melekat dalam ingatan kita aksi-aksi separatisme beberapa waktu yang lalu. Mulai dari tarian perang (cakalele) oleh jajaran kelompok Republik Maluku Selatan (RMS), aksi pengibaran bendera Papua Merdeka oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), hingga pendirian Partai Gerakan Aceh Merdeka (PGAM).
Roy Suryo menjelaskan, versi asli Indonesia Raya ini berjudul 3 stanza atau 3 qouplet. “Lagu ini 3 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang. Dan masih berbahasa Indonesia dalam ejaan yang belum disempurnakan,” jelasnya. Roy memaparkan, lagu Indonesia Raya versi pertama itu isinya tidak jauh berbeda dengan yang kita dengarkan saat ini. “Isinya persatuan Indonesia, hubungan manusia Indonesia dengan Tuhannya, dan untuk membersihkan jiwa raganya, serta janji masyarakat Indonesia untuk mempertahankan negara ini,” bebernya.
Menurut Roy, dirinya juga mendapatkan cukup bukti bahwa lagu 3 stanza ini adalah versi asli dari Indonesia Raya. Bahkan di sejumlah dokumen antara 1928-1945 membuktikan bahwa lagu 3 stanza ini pernah digunakan.
“Ternyata setelah 18 Agustus 1945, lagu yang termuat adalah lagu yang ini,” tukas Roy.
Lagu Indonesia Raya yang diklaim versi asli ini pertama kali dipublikasikan oleh surat kabar Sin Po. Adapun liriknya:
Indonesia Tanah Airkoe
Tanah Toempah Darahkoe
Disanalah Akoe Berdiri
Djadi Pandoe Iboekoe
Indonesia Kebangsaankoe
Bangsa dan Tanah Airkoe
Marilah Kita Berseroe
Indonesia Bersatoe
Hidoeplah Tanahkoe
Hidoeplah Negrikoe
Bangsakoe Ra’jatkoe Semw’wanja
Bangoenlah Jiwanja
Bangoenlah Badannja
Oentoek Indonesia Raja
Reff:
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahkoe Negrikoe jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka
Hidoeplah Indonesia Raja
Indonesia Tanah jang Moelia
Tanah Kita jang Kaja
Di Sanalah Akoe Berdiri
Oentoek Slama-lamanja
Indonesia Tanah Poesaka
Poesaka Kita Semoeanja
Marilah Kita Mendo’a
Indonesia Bahagia
Soeboerlah Tanahnja
Soeboerlah Djiwanja
Bangsanja Ra’jatnja Sem’wanja
Sadarlah Hatinja
Sadarlah Boedinja
Oentoek Indonesia Raja
Reff:
Indonesia Tanah Jang Soetji
Tanah Kita Jang Sakti
Di Sanalah Akoe Berdiri
‘Njaga Iboe Sedjati
Indonesia Tanah Berseri
Tanah Jang Akoe Sajangi
Marilah Kita Berdjandji
Indonesia Abadi
Slamatlah Ra’jatnja
Slamatlah Poetranja
Poelaoenja, Laoetnja, Sem’wanja
Madjoelah Negrinja
Madjoelah Pandoenja
Oentoek Indonesia Raja
Tetapi yang aneh, Tim Air Putih malah menyangkal bahwa telah melakukan penelusuran lagu Indonesia Raya di server tersebut. Mereka mengatakan benar telah memiliki file lagu Indonesia Raya versi 3 Stanza yang diungkapkan oleh Roy, tetapi file tersebut bukan diambil dari situs universitas di Belanda. File tersebut diperoleh dari sebuah link di www.marhaenis.org yang menghubungkan link-nya ke YouTube dan dan Multiply. Dari situs inilah mereka mendapatkan file tersebut. Memang benar Roy Suryo pernah mengkopi hardisk salah seorang Tim Air Putih, tetapi tidak benar bahwa Roy telah melakukan penulusuran terhadap lagu Indonesia Raya, apalagi sampai ke server di Belanda.
B. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
§ Nasionalisme merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan
§ Kondisi nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas dan ketangguhan bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman
§ Dari Nasionalisme akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme
§ Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Negara Indonesia yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman yang pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam acara Sumpah Pemuda
§ Lagu Indonesia Raya yang merupakan lagu kebangsaan bangsa Indonesia saat ini dipertanyakan keasliannya sejak ditemukanya arsip asli lagu Indonesia Raya versi 3 stanza di Belanda
b. Saran
§ Memiliki wawasan kebangsaan sehingga memiliki rasa tanggung jawab untuk menciptakan Ketahanan Nasional diseluruh rakyat Republik Indonesia.
§ Berwawasan kebangsaan agar dapat menciptakan dan menumbuhkan cinta tanah air
§ Memiliki rasa nasionalisme yang baik untuk mempertahankan bumi Indonesia
§ Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya
DAFTAR PUSTAKA
Adjisoedarmo, Soedito dkk. 2007. Jatidiri Unsoed. Purwokerto. Depdiknas Unsoed
Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka
Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka.
Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press
`
Sumber-sumber lain:
Pendidikan Kewarganegaraan 3 SMU
PPKn 2 SMU
http://www.wikipedia.org.id
http://www.tniad.mil.id
Selasa, 29 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar